Foto oleh picjumbo.com dari Pexels

Design Thinking adalah metodologi desain yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Ini sangat berguna dalam mengatasi masalah kompleks yang tidak jelas atau tidak diketahui, kemudian menciptakan solusi inovatif menggunakan prototipe dan pengujian yang berdasarkan pengguna.

Dengan memahami setiap tahapannya, Design Thinking akan memberdayakan siapa pun untuk menerapkan metode untuk memecahkan masalah kompleks yang terjadi di sekitar kita.

Model Design Thinking

Berikut, model Design Thinking lima tahap yang diusulkan oleh Institut Desain HassoPlaner di Stanford (d.school):

1. Empathise (Berempati)

Tahap pertama dari proses Design Thinking adalah mendapatkan pemahaman empatik tentang masalah yang Anda coba selesaikan. Ini sangat penting, karena akan menjadi dasar produk atau layanan yang akan dikembangkan.

2. Define (Definisi Masalah)

Di sinilah Anda akan menganalisis pengamatan Anda dan mensintesisnya untuk menentukan masalah inti yang telah Anda dan tim Anda identifikasi. 

3. Ideate (Menghasilkan Ide)

Setelah memahami pengguna dan kebutuhannya di tahap Empathize dan menganalisis pengamatan di tahap Define, pada akhirnya anda sudah siap untuk mulai menghasilkan ide.

4. Prototype (Merancang)

Ini adalah tahap eksperimental, dan tujuannya adalah untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi selama tiga tahap pertama. 

5. Test (Menguji)

Hasil yang dihasilkan selama tahap pengujian sering digunakan untuk mendefinisikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasikan kondisi pengguna.
Kesimpulannya adalah Design Thinking menangani masalah kompleks dengan memahami kebutuhan, membingkai ulang dan mendefinisikan masalah, menciptakan banyak ide, mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototipe dan mengembangkan prototipe/solusi masalah.