Internet sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita saat ini. Hampir semua lini kehidupan membutuhkan internet untuk beroperasi dan berfungsi.Sebut saja komunikasi, industri, perdagangan, pekerjaan, dll. Semua membutuhkan internet untuk saling terkoneksi satu sama lain. Meski belum semuanya familiar, ada satu terminologi internet yang belakangan semakin ramai diperbincangkan, yaitu Internet of Things, atau yang banyak disebut dengan IoT.
IoT adalah segala hal yang terkoneksi dengan internet, tersistem, terotomasi, serta dapat dikendalikan dari kejauhan. Jika tekoneksi internet menjadi definisi IoT, apakah smart phone kita adalah IoT? Jawabannya bisa iya, dan bisa tidak. Untuk lebih mudah memahami IoT, bayangkan bahwa IoT adalah sebuah ekosistem digital yang terkoneksi satu sama lain melalui internet. Berarti harus ada beberapa perangkat yang beroperasi bersama, dengan syarat terhubung dengan internet. Perangkat tersebut akan berbagi data yang dihimpun masing-masing, dan kemudian digunakan menghidupkan, otomasi, atau menjalankan fungsi tertentu pada device lain.
Contoh nyata yang mudah dibayangkan adalah smart home. Dengan koneksi internet dan device yang mendukung, kita bisa membuat beberapa pekerjaan rumah tangga terkontrol dari jauh, bahkan bisa mengotomasi kapan device-device tersebut harus berfungsi dan kapan harus dimatikan. Seperti itulah contoh dari IoT, meskipun hanya sebagian kecil saja dari apa yang bisa dilakukan oleh IoT. IoT juga dapat digunakan pada industri, pada umumnya dipergunakan untuk memantau produktivitas mesin, kinerja line produksi, dan fungsi fungsi lain.
Cara Kerja IoT
Pada dasarnya, IoT terdiri atas beberapa komponen dan proses. Ada 3 komponen IoT yang memungkinkan sebuah sistem IoT untuk berfungsi secara seamless.
① Hardware
Terdiri atas sensor, aktuator, dan hardware komunikasi yang sudah dipasang. Sensor berperan untuk mengumpulkan data dari lingkungan sekitar, misalnya data intensitas cahaya, temperatur, dan lain lain.
RFID (Radio Frequency Identification)
RFID berfungsi sebagai pengidentifikasi otomatis untuk segala sesuatu yang dilekati olehnya, berfungsi selayaknya sebuah barcode elektronik. Ada 2 jenis tag RFIF, yaitu pasif dan aktif.
RFID pasif tidak membutuhkan tenaga baterai, untuk membaca tiap ID akan mengandalkan sinyal interogasi yang dipancarkan oleh device pembacanya (reader). Teknologi ini banyak dipergunakan di dalam dunia transportasi sebagai pengganti tiket, juga banyak ditemukan pada kartu uang elektronik dan reader nya di pintu tol. RFID aktif dilengkapi dengan tenaga baterai, dan dapat menginisiasi komunikasi dari dirinya sendiri. Biasanya digunakan pada RFID tag pada kontainer pelabuhan untuk memonitor kontainer yang ada.
② Middleware
On demand storage dan perangkat komputasi yang digunakan untuk data analytics.
Data yang sudah dikoleksi dengan hardware, akan dikirimkan ke cloud. Data ini ditransfer dengan menggunakan WiFi, data seluler, atau low power wide area network (LPWAN).
③ Presentation
Visualisasi yang mudah dipahami, dan ditampilkan dalam sebuah tools yang dapat disesuaikan dalam berbagai keadaan.
Sejarah IoT
Jonh Romkey membuat sebuah sistem yang memungkinkan sebuah mesin pemanggang roti untuk bisa dikendalikan dari kejauhan pada tahun 1989. WearCam ditemukan oleh Steve Mann pada tahun 1994. Paul Saffo mendeskripsikan tentang sensor dan kemampuannya di masa depan, pada tahun 1997. Penemuan-penemuan tersebut digadang gadang menjadi salah satu yang berpengaruh dalam perkembangan IoT. Istilah IoT sendiri baru dikemukakan pada tahun 1990 oleh Kevin Ashton pada tahun 1999.
Produk komersial yang pertama kali menerapkan IoT adalah lemari pendingin yang diproduksi oleh LG. Lemari pendingin tersebut dapat mendeteksi apakah barang-barang terisi atau tidak. Di tahun 2003, Walmart, sebuah chain retail besar di dunia mulai menggunakan RFID secara besar besaran.