Blog Home
Table of Content

Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk Peningkatan Daya Saing UMKM, ChatGPT Dapat Menjadi Alternatif

By : crocodic 12 February 2025

Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk Peningkatan Daya Saing UMKM, ChatGPT Dapat Menjadi Alternatif

Designed by Freepik

Perekonomian di Indonesia yang masih terus berkembang, mendapatkan banyak kontribusi dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM terus bertumbuh, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mencatat bahwa 99% unit usaha di Indonesia pada tahun 2024 merupakan usaha mikro. Bahkan jumlah UMKM di tahun 2025 ini cukup fantastis, disampaikan melalui siaran pers oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, jumlahnya mencapai 64 juta unit usaha. Kontribusi besarnya yaitu dapat menyerap hampir 97% tenaga kerja, dan menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

Tidak hanya berkontribusi kepada negara, UMKM juga menjadi naungan bagi para pekerja dan menjadi sebuah cahaya harapan bagi para pencari kerja. Namun semakin banyak jumlah UMKM, maka pelakunya semakin dituntut menjadi tangguh untuk terus menjaga eksistensinya. Terlepas dari jumlah pesaing, kondisi tak terduga bisa terjadi kapanpun. Sebagai contoh, UMKM berguguran di masa pandemi Covid akibat kondisi pasar yang mengalami perubahan signifikan, mempengaruhi pemasaran, dan berujung pada kendala finansial. Kala itu menjadi titik penting yang menyadarkan para pelakunya untuk beradaptasi dan memanfaatkan digitalisasi. Penggunaan online platform untuk pemasaran dipilih, dan terbukti efektif, perlahan mulai memperbaiki kondisi finansial mereka.

Lantas, apakah cukup dengan digitalisasi pada pemasaran saja? 

Persaingan menjadi sangat ketat karena jumlah pesaing dan lingkungan pasar yang dinamis, tentu tidak cukup jika mengandalkan satu cara. Pemasaran secara digital adalah salah satu alternatif dalam mengadopsi teknologi, tapi perlu diingat bahwa teknologi terus berjalan berbanding lurus dengan waktu. Bahkan kemajuannya bisa lebih pesat, dan sayangnya tidak semua pelaku bisnis menyadari sudah sampai mana teknologi telah berkembang. Salah satu teknologi yang banyak dikenal, namun tidak semua memahami dan memanfaatkannya, yaitu Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

AI belum banyak dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, penggunaannya cenderung hanya dikaitkan dengan perusahaan besar yang lebih memadai sumber daya dan infrastrukturnya. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa UMKM juga mampu sustain dengan bantuan AI. Integrasi AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan proses pengambilan keputusan, dan mendapatkan keunggulan kompetitif di lingkungan pasar yang dinamis [4].

Jika saat ini AI memiliki stigma akan menggantikan dan mengambil pekerjaan manusia, maka kita perlu mengendalikannya, dan memanfaatkannya sebagai peluang. Ubah skeptisme terhadap AI menjadi optimisme!

 Artificial Intelligence

Kamus Oxford 2019 mengaitkan Artificial Intelligence (AI) sebagai teori dan kemajuan sistem komputer yang mampu melaksanakan tugas-tugas yang biasanya menuntut kecerdasan manusia [7]. Tugas tersebut seperti pengenalan suara, sintesis data, dan pengenalan data [5]. Kemampuan kognitif seperti pembelajaran dan pemecahan masalah juga direplikasi oleh AI. Pada dasarnya, AI terbentuk dari tiga teknologi yang mencakup kemampuan AI saat ini, terdiri atas machine learning (ML), deep learning (DL), dan natural language processing (NLP) [7]. 

Gambar 1. Bagian AI [8]

ML merupakan bagian dari AI yang memungkinkan mesin tidak hanya sekedar mematuhi rules, namun dapat berjalan tanpa masukan eksplisit dari manusia dengan belajar dan membuat koneksi antar data. Contoh dari ML yaitu pengenalan pola, pemodelan statistik, eksplorasi data, analisis prediktif, dan self-organizing system [7]. 

Sama halnya dengan ML, DL juga membuat mesin menjadi mandiri. Bahkan lebih mandiri karena DL adalah bagian dari ML yang menggabungkan model komputasi dan algoritma yang meniru arsitektur jaringan syaraf otak. Hal ini membuat DL menjadi lebih unggul karena dapat mengolah data yang tidak terstruktur, namun sumber daya yang dibutuhkan juga lebih besar [8].

ML dan DL menggunakan NLP untuk memahami, menginterpretasikan, dan menghasilkan bahasa manusia. NLP dapat menerjemahkan, menganalisis sentimen, dan berperan dalam proses penambangan data dalam jumlah besar [6].

Pemanfaatan AI Terhadap Operasional UMKM

Proses operasional bisnis terdiri dari tugas rutin yang obvious dan juga tugas yang menuntut inovasi serta strategi. Pemangkasan proses operasional diharapkan dapat memberikan efisiensi terhadap keseluruhan operasional. Operasional yang rutin seperti pemrosesan pesanan, pelayanan customer service, maupun pusat informasi dapat ditangani oleh AI. Dengan demikian, pelaku UMKM bisa menjadi lebih produktif dan fokus ke hal yang lebih esensial.

Contoh penerapan AI terhadap operasional yang paling sering dijumpai dan terbukti efisien adalah fitur “Asisten AI Toko” di layanan e-commerce Shopee. Penerapannya memberikan pengaruh kepuasan yang signifikan terhadap kepuasan pengguna, yaitu sebanyak 48,2% [9]. Asisten AI menyediakan layanan Smart Chat dan FAQ. Smart Chat dapat memberikan jawaban yang relevan untuk pertanyaan yang diberikan oleh pengguna, sedangkan FAQ menyediakan rekomendasi pertanyaan dan jawaban yang sering ditanyakan. 

Gambar 2. Fitur Asisten AI Toko Shopee

Pelaku UMKM yang tidak menggunakan platform Shopee juga dapat menerapkan teknologi Chatbot untuk kepentingan operasional. Saat ini kita dapat dengan mudah membuat Chatbot untuk layanan pelanggan, dan bahkan proses rekrutmen karyawan. Salah satu contohnya dengan menggunakan ChatBot by text|. Chatbot dapat dibuat menggunakan template dan diintegrasikan dengan website usaha. Pelaku UMKM yang hanya memanfaatkan WhatsApp pun dapat mengintegrasikan Chatbot menggunakan thinkstack.

Chatbot sendiri merupakan wujud AI yang memanfaatkan NLP. NLP mampu mereplika percakapan seperti manusia yang dapat memberikan jawaban ketika diberi pertanyaan.

Penggunaan NLP pernah dijadikan penelitian untuk membantu petani dalam mendapatkan informasi pertanian dan perawatan hingga masa panen dalam bentuk Chatbot. Petani dapat menemukan informasi mengenai harga, cara perawatan, kondisi suhu, kelembaban tanah, dan info pertanian lainnya dengan lebih cepat daripada info yang diberikan penyuluh lapangan. Metode yang digunakan adalah metode parsing kalimat untuk menganalisa struktur sintaksis kalimat, metode lemmatization untuk menemukan kata dasar, dan metode rule based untuk menentukan keputusan berdasarkan data yang sudah dimasukkan sebelumnya [10]. Algoritma yang digunakan memang tidak sekompleks Chatbot instan lainnya, namun cara ini dapat menjadi alternatif untuk pelaku UMKM yang belum memiliki kesempatan berinvestasi pada Chatbot AI yang berbayar.

Pemanfaatan AI terhadap Pemasaran

Salah satu cara pemasaran produk adalah dengan menggunakan Google Ads. Saat ini Google Ads sudah didukung dengan kecerdasan buatan, Smart Bidding. Smart Bidding dari AI Google dikembangkan menggunakan machine learning Google dan dapat menyediakan jangkauan yang luas dalam membuat iklan. Pencocokan tidak hanya dilakukan pada kesamaan kata dan frasa, tapi mencakup ke hal yang terkait dari kata kunci yang dimasukkan pengguna. Dengan Smart Bidding, pelaku UMKM dapat terhubung dengan target pasar yang tepat. Tidak sekedar menebar jala, tapi bisa tepat membidik sasarannya.

Ulasan pengguna juga memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan dalam proses pemasaran. Umpan balik terkait produk, produk yang paling diminati, dan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi faktor penting untuk menentukan strategi. Banyaknya ulasan memungkinkan pelaku UMKM menjadi sulit dalam membuat kesimpulan. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara analisis sentimen. Penggunaan NLP dapat diterapkan di sini dan kita dapat melakukannya dengan bantuan ChatGPT

ChatGPT dapat dijadikan sebagai alat untuk analisis sentimen. Dengannya, pola emosi dari ulasan, permintaan pengguna, dan pengolahan data ulasan dalam jumlah besar dapat ditangani secara realtime [11].  Pelaku UMKM yang menggunakan ChatGPT dapat dengan mudah memahami kebutuhan pelanggan dan dapat menangkap tren. Pengalaman pengguna akan menjadi lebih baik karena pelaku UMKM dapat menyesuaikan produk, strategi komunikasi, dan pelayanan.

Tantangan Adopsi AI oleh UMKM

Adopsi kecerdasan buatan oleh UMKM memiliki berbagai tantangan yang perlu diperhatikan agar implementasinya dapat berjalan efektif. 

  1. Keterbatasan biaya dan sumber daya
  • Investasi awal yang cukup tinggi – Implementasi AI membutuhkan biaya untuk perangkat keras, perangkat lunak, serta pelatihan SDM.
  • Kurangnya tenaga ahli – Penerapan AI memerlukan SDM yang paham mengenai IT, khususnya keterampilan dalam pemrograman, analisis data, dan pemeliharaan AI.
  • Biaya pemeliharaan – Sistem AI perlu diperbarui dan dipelihara supaya tetap relevan, hal ini menambah biaya untuk jangka panjang.

Solusi:

  • Memanfaatkan layanan AI berbasis cloud yang lebih terjangkau, contohnya Google AI, dan OpenAI.
  • Menggunakan AI instan yang siap pakai seperti ChatGPT, atau AI yang tersedia di platform e-commerce.
  • Berkolaborasi dengan UMKM yang bergerak di bidang IT, khususnya startup AI untuk mendapatkan solusi yang lebih terjangkau dan saling menguntungkan.
  1. Kurangnya pemahaman dan literasi teknologi
  • Kurangnya kesadaran tentang manfaat AI – Banyak pelaku UMKM yang belum menyadari pengaruh AI terhadap efisiensi bisnis.
  • Keterbatasan pengetahuan dalam implementasi – AI bukan hanya sekedar “memasang” perangkat lunak, sehingga dibutuhkan strategi agar hasil menjadi optimal.

Solusi:

  • Pemerintah dan komunitas UMKM bisa mengadakan pelatihan AI untuk pelaku UMKM
  • Membuat panduan sederhana tentang cara penggunaan AI dalam UMKM.
  1. Infrastruktur digital yang belum merata
  • Akses internet yang terbatas – Di beberapa daerah konektivitas internet masih lemah, padahal banyak layanan AI berbasis cloud yang memerlukan internet yang stabil.
  • Kurangnya integrasi dengan sistem yang ada – Banyak UMKM masih menggunakan metode manual atau sistem yang belum kompatibel dengan AI.

Solusi:

  • Menggunakan AI berbasis lokal yang tidak selalu membutuhkan koneksi internet.
  • Berinvestasi dalam digitalisasi secara bertahap, misalnya mulai dari chatbot sederhana sebelum ke AI yang lebih canggih.
  1. Kekhawatiran keamanan data dan privasi
  • Keamanan data pelanggan – AI sering membutuhkan data pelanggan untuk bekerja secara optimal, tetapi banyak UMKM yang belum memiliki sistem keamanan yang baik.
  • Regulasi yang belum jelas – Banyak UMKM belum memahami kebijakan perlindungan data seperti GDPR atau UU PDP (Perlindungan Data Pribadi).

Solusi:

  • Menggunakan platform AI yang telah memiliki standar keamanan data yang tinggi.
  • Memastikan AI yang digunakan tidak mengumpulkan data pelanggan secara ilegal.
  • Mengikuti regulasi lokal tentang perlindungan data pelanggan.
  1. Tantangan dalam perubahan budaya dan adaptasi
  • Resistensi dari pemilik dan karyawan – Banyak pelaku UMKM yang masih nyaman menggunakan pendekatan tradisional dan merasa AI masih terlalu kompleks.
  • Adaptasi karyawan terhadap teknologi baru – Perlu adanya pelatihan bagi karyawan agar mereka dapat bekerja bersama AI, bukan menggantikan peran mereka.

Solusi: 

  • Menunjukkan manfaat nyata AI melalui contoh bisnis UMKM yang sudah berhasil.
  • Melibatkan karyawan dalam proses transisi agar mereka tidak merasa tersisih oleh teknologi.

Kesimpulan

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing UMKM. Dengan edukasi yang tepat dan solusi yang dapat disesuaikan, kecerdasan buatan dapat menjadi alat yang kuat bagi UMKM untuk bersaing di era digital dan perekonomian yang dinamis. Adapun tantangan dalam adopsinya menjadi hambatan utama. Pendekatan bertahap, dan pemanfaat solusi kecerdasan buatan yang terjangkau dapat membantu UMKM mengadopsinya secara lebih efektif.

Sumber

Persentase UMKM – 1

https://www.kemendag.go.id/berita/pojok-media/jadi-tulang-punggung-ekonomi-indonesia-begini-tips-usaha-mikro-agar-naik-kelas

Jumlah UMKM – 2

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/6152/pemerintah-dorong-umkm-naik-kelas-tingkatkan-kontribusi-terhadap-ekspor-indonesia#:~:text=Kabupaten%20Tangerang%2C%2030%20Januari%202025,dari%2064%20juta%20unit%20usaha.

UMKM pasa pandemi – 3

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lhokseumawe/baca-artikel/15474/UMKM-Mulai-Menggeliat-Pasca-Pandemic-Covid-19.html

AI for business – 4

https://openaccessojs.com/JBReview/article/view/4499/1749

Peran dan Praktik AI Terhadap UMKM: Systematic Literature Review – 5

https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jumin/article/view/4612/2933

NLP – 6

https://www.researchgate.net/publication/379523905_Artificial_Intelligence_Methods_in_Natural_Language_Processing_A_Comprehensive_Review

AI pada bisnis – 7

https://dspace.uc.ac.id/bitstream/handle/123456789/7283/Content7283.pdf?sequence=4&isAllowed=y

Subset ML dan DL – 8

https://www.sci-hub.se/downloads/2019-07-21/e4/10.1111@ced.14029.pdf

Pengaruh chatbot Shopee – 9

https://ijabo.a3i.or.id/index.php/ijabo/article/download/337/124/

AI untuk petani – 10

https://jurnal.uns.ac.id/ijai/article/view/38688/pdf

https://journal.formosapublisher.org/index.php/snimekb/article/view/6981/6812