Photo by Pixabay
Mobile Security atau keamanan aplikasi merupakan aspek yang krusial dalam pengembangan aplikasi. Elemen ini penting karena Mobile App Security merupakan serangkaian langkah yang dirancang untuk melindungi aplikasi mobile dari berbagai ancaman keamanan.
Ancaman keamanan aplikasi merujuk pada berbagai potensi risiko yang mengancam integritas, kerahasiaan, dan pelayanan aplikasi. Ancaman pada mobile app dapat berupa peretasan, malware, phising, kebocoran data, hingga kerentanan server yang dapat mengakibatkan kerusakan device maupun kerugian finansial perusahaan. Berikut ini beberapa ancaman keamanan mobile app yang sering terjadi saat pengembangan aplikasi:
Ancaman Keamanan Mobile App
- Serangan Malware
Malware merupakan keadaan dimana sistem aplikasi disusupi oleh software berbahaya yang dapat merusak dan mengganggu sistem layanan operasi perangkat tersebut. Malware dapat menyusup ke dalam aplikasi melalui berbagai cara, seperti serangan pada saat pengunduhan, email phising, hingga aktivasi bluetooth dan wifi yang tidak aman.
Ancaman yang mungkin terjadi ketika aplikasi terkena malware antara lain: pencurian informasi pribadi, pengambilalihan kontrol aplikasi, atau adanya pesan spam pada kontak pengguna.
- Kebocoran Data
Kebocoran data pada keamanan aplikasi merujuk pada situasi di mana informasi sensitif atau rahasia milik aplikasi bocor ke pihak yang tidak berwenang. Ancaman Ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kurang kuatnya sistem enkripsi data, kode aplikasi yang rentan, serangan hacker, atau penggunaan layanan penyimpanan data yang tidak aman. Kebocoran data dapat mengakibatkan kerugian besar, termasuk pencurian identitas, penipuan keuangan, atau bahkan kerugian reputasi perusahaan.
Adapun upaya pencegahan terhadap ancaman-ancaman keamanan perangkat dapat dilakukan dengan pemasangan software antivirus, menerapkan akses kontrol yang ketat, update aplikasi secara teratur. Berikut ini cara untuk membantu meningkatkan keamanan aplikasi anda:
Cara Meningkatkan Keamanan Aplikasi
Pengujian Kode dan Aplikasi
Pengujian ini diperlukan agar pengembang aplikasi dapat mencari dan memperbaiki kerentanan keamanan sebelum aplikasi dirilis. Selain itu, pengujian ini berguna untuk mengurangi kemungkinan eksploitasi dari pihak ilegal. Berikut beberapa alat untuk menguji kode aplikasi:
- Static Application Security Testing (SAST): Mengidentifikasi kerentanan dan kelemahan keamanan tahap awal seperti, injeksi SQL, Cross-Site Scripting (XSS).
- Dynamic Application Security Testing (DAST): Mengidentifikasi kerentanan selama penggunaan aplikasi seperti serangan fuzzing, pengujian otomatis, dan analisis trafik jaringan.
Enkripsi Data
Enkripsi data berguna untuk melindungi kerahasiaan dan keamanan data sensitif dari akses yang tidak sah. Berikut ini platform yang biasa digunakan untuk mengenkripsi data:
- VeraCrypt: Membuat volume terenkripsi pada perangkat penyimpanan seperti hard drive atau USB flash drive.
- BitLocker: Fitur bawaan pada sistem operasi Windows yang dapat digunakan untuk mengenkripsi seluruh drive pada komputer Anda.
- FileVault: Fitur bawaan pada mac OS yang menyediakan enkripsi full-disk pada Mac Anda.
Test Penetrasi
Tes penetrasi berguna untuk mensimulasikan serangan yang berpotensi memanfaatkan kelemahan sistem untuk mengakses atau merusak informasi sensitif dalam aplikasi. Tes ini akan menguji kerentanan keamanan dan mengecek keamanan autentikasi aplikasi.
Berikut ini beberapa alat yang biasa digunakan untuk tes penetrasi.
- SQLMap: Melakukan serangan SQL injection pada aplikasi web untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan SQL.
- Hydra: Melakukan serangan brute force atau serangan kamus pada layanan autentikasi seperti SSH, FTP, dan lainnya
- Wireshark: Memonitor dan menganalisa lalu lintas jaringan, serta mengidentifikasi potensi serangan atau celah keamanan.
Mengamankan Data in Transit
Penggunaan aplikasi tentunya memerlukan pemantauan data ketika aplikasi sedang dijalankan. Pemantauan lalu lintas jaringan ini digunakan untuk mendeteksi dan mencegah serangan seperti Man-in-the-Middle. Adapun alat yang digunakan untuk mengamankan data in transit antara lain:
- HTTPS (HTTP Secure): Memastikan bahwa data yang dikirimkan antara aplikasi dan server terlindungi dari pengintaian atau perubahan oleh pihak yang tidak berwenang.
- SSL/TLS Certificate: Mengautentikasi identitas server kepada klien dan memastikan bahwa koneksi antara klien dan server aman dan terpercaya.
- Cipher Suites: Memberikan layanan cipher suites yang kuat dan aman penting untuk memastikan tingkat keamanan yang optimal dalam enkripsi data in transit.
Mengamankan Sistem Backend
Untuk meningkatkan mobile app security selanjutnya yaitu dengan menjaga infrastruktur backend yang aman. Menerapkan mekanisme autentikasi yang kuat, menerapkan kontrol akses, serta memperbaharui dan melakukan patch pada server backend secara rutin dapat mengurangi risiko akses tidak sah dan pelanggaran data secara signifikan. Anda dapat melakukannya dengan:
- Menggunakan Web Application Firewall (WAF) untuk mengontrol lalu lintas jaringan yang masuk dan keluar dari sistem. Ini membantu dalam mencegah akses yang tidak sah atau serangan yang berpotensi merusak.
- Bot Defense: Mencegah bot memanfaatkan saluran mobile untuk menyalahgunakan API backend.
- Sistem Pencegahan Intrusi (IPS) untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau serangan yang berpotensi dan bertindak otomatis mencegah serangan.
Mengamankan Autentikasi dan Otorisasi
Autentikasi adalah proses verifikasi identitas pengguna sebelum memberikan akses ke sistem atau layanan tertentu, sementara itu Otorisasi adalah proses pemberian hak akses layanan kepada pengguna , adapun alat yang biasa digunakan untuk mengamankan autentikasi dan otorisasi antara lain:
- a. OAuth: Memberikan akses terhadap sumber daya yang terproteksi tanpa harus berbagi kata sandi pengguna secara langsung.
- b. OpenID Connect: Mengautentikasi pengguna dengan layanan otentikasi dari penyedia identitas, seperti Google atau Facebook.
- c. JSON Web Tokens (JWT): Meneruskan informasi autentikasi antara sistem, seperti saat pengguna berhasil login.
Mengamankan Penyimpanan Data
Aplikasi mobile seringkali menyimpan data sensitif secara lokal di perangkat. Sehingga perlu menerapkan praktik penyimpanan data yang aman, seperti:
- Secure Key Management: Untuk mencegah akses tidak sah ke data yang disimpan;
- Data Purging: Untuk mengurangi potensi dampak pelanggaran data;
- Secure APIs: Menggunakan API penyimpanan yang aman untuk menyimpan data di perangkat.
Setelah mengetahui berbagai ancaman yang dapat mengancam keamanan perangkat seluler anda, hendaknya mempersiapkan langkah untuk melakukan pencegahan dan solusi untuk keamanan aplikasi dan website anda. Pelajari best practice lainnya untuk melindungi perangkat anda, dengan mengunjungi artikel berikut :