Website Learning Management System adalah sebuah platform pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan konten edukasi secara online. Biasanya website LMS digunakan oleh perusahaan, kampus atau universitas, atau edutech untuk menampilkan konten mereka kepada user.
Tipe Website LMS
Berdasarkan metode pembelajarannya, LMS website dapat kita bedakan menjadi tiga, yaitu :
- Synchronous Learning: Model pembelajaran yang terjadi secara real-time. Peserta didik dan instruktur berinteraksi dalam satu waktu secara langsung. Contoh teknologi yang digunakan untuk pembelajaran sinkron ini adalah video konferensi dan chat. Di Indonesia yang biasanya menerapkan metode ini adalah bootcamp seperti Revou, Algoritma, dll.
- Asynchronous Learning: Model pembelajaran yang tidak terjadi secara real-time, di mana peserta didik dapat mengakses materi pelajaran dan aktivitas belajar di platform LMS kapan saja sesuai dengan jadwal mereka. Contoh teknologi yang digunakan dalam pembelajaran asinkron ini adalah email, forum diskusi, dan konten video yang sudah direkam. Recorded content banyak digunakan oleh edutech seperti Ruang Guru, Zenius.
- Blended Learning: Model pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran sinkron dan asinkron. Contoh penggunaan blended learning dalam LMS adalah dengan memberikan sesi pertemuan online secara real-time di waktu tertentu dan memberikan materi dan aktivitas belajar secara asinkron di platform LMS. Pengguna LMS model ini adalah Sekolah.mu, Google Classroom, dan Halo Guru.
Rekomendasi Fitur pada Website LMS
LMS dapat digunakan pada proses pembelajaran di kampus, atau sistem training pegawai. Fitur yang diimplementasikan juga akan berbeda ketika membuat website kampus atau website training pegawai. Fitur yang dibuat harus menyesuaikan kebutuhan para penggunanya. Beberapa fitur yang dapat dijadikan referensi ketika mengembangkan website untuk manajemen pembelajaran atau training adalah :
Fitur Website Training Pegawai
- Tampilan Dashboard:
Dashboard pada LMS perlu menampilkan ringkasan dari kursus dan materi pelatihan yang sudah diikuti oleh pegawai baru, serta status penyelesaian pelatihan.
- Materi pelatihan: LMS perlu memiliki fitur untuk mengunggah materi pelatihan seperti video, slide presentasi, atau dokumen terkait pelatihan yang diberikan.
- Fitur Online Exam atau Kuis: LMS perlu menyediakan fitur ujian atau kuis untuk mengukur pemahaman dan kemampuan pegawai baru setelah menyelesaikan materi pelatihan.
- Generate Sertifikat: Setelah seorang pegawai menyelesaikan pelatihan, LMS perlu menyediakan sertifikat sebagai bukti keberhasilan menyelesaikan materi.
- Integrasi dengan sistem HR: LMS perlu terintegrasi dengan sistem HR untuk memudahkan departemen SDM dalam melacak proses onboarding, pelatihan pegawai, lalu mengelola datanya sesuai dengan kebutuhan.
Fitur Website Kampus/Universitas
- Fitur Materi pembelajaran: LMS harus memiliki fitur yang memungkinkan pengajar untuk mengunggah materi pembelajaran seperti file PDF, video, audio, dan presentasi. Materi tersebut harus mudah diakses dan diunduh oleh mahasiswa.
- Informasi terkait kegiatan akademik: LMS memiliki halaman yang memberikan informasi terkait mata kuliah, jadwal, atau kalender akademik yang berlaku di tahun ajar tersebut.
- Penilaian: pengajar melalui website LMS dapat mengunggah lalu memberikan penilaian untuk tugas, ujian, dan proyek. Selain itu, LMS juga harus memiliki alat pengukuran kemajuan mahasiswa seperti catatan kelas dan laporan. Selain penilaian untuk pelajar, universitas juga dapat menambahkan fitur penilaian performa pengajar.
- Forum diskusi: LMS harus memiliki forum sebagai tempat mahasiswa dan pengajar dapat berinteraksi dan berdiskusi tentang materi pembelajaran.
- Notifikasi: LMS harus memiliki sistem notifikasi yang dapat mengirimkan informasi tentang tugas, ujian, dan perubahan jadwal kepada mahasiswa dan pengajar.
- Sistem manajemen pengguna: LMS memiliki sistem manajemen user yang memungkinkan untuk mengatur dan mengelola akun pelajar dan pengajar. Termasuk di dalamnya juga mengatur akses dan memberikan izin untuk mengelola tugas, ujian, dan materi pembelajaran.
Website LMS untuk Edutech
- Manajemen Kelas: Fitur ini memungkinkan pengajar atau guru untuk membuat kelas online, mengundang siswa, dan mengatur materi pembelajaran untuk kelas tersebut.
- Konten Pembelajaran: LMS untuk edutech biasanya memiliki konten pembelajaran yang lengkap dan bervariasi, seperti video, audio, ebook, dan latihan soal. Materi ini dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan paket yang diaktivasi..
- Fitur Kuis dan Ujian: menyediakan fitur kuis dan ujian online untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Biasanya digunakan sebagai persiapan kelulusan, atau masuk universitas.
- Pelaporan dan Analisis: Fitur ini memungkinkan guru dan orang tua siswa untuk melacak kemajuan belajar siswa dan menerima laporan hasil ujian.
- Sistem Pembayaran: LMS dilengkapi dengan fitur pembayaran yang terintegrasi untuk dari siswa kepada pengajar. Siswa kemudian dapat memilih paket apa yang sesuai dengan kebutuhan.
- Integrasi dengan Mobile: Selain akses melalui web, pengguna juga harus bisa mengakses LMS melalui aplikasi mobile.
Pembagian Fitur Untuk Pembuatan LMS Berdasarkan Fase Development
Pembuatan website pembelajaran atau training tidak harus mencakup semua fitur sejak awal. Implementasi fitur harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, dan mungkin saja akan berbeda satu instansi dengan instansi lainnya. Jika dibagi menjadi beberapa fase, disarankan untuk membangun sistem pembelajaran dari fitur-fitur dasar terlebih dahulu, untuk kemudian dikembangkan menjadi sistem yang lebih sempurna dikemudian hari.
Fase 1: Basic LMS
Manajemen user (registrasi, login, profil)
Manajemen konten pembelajaran (materi, modul, tugas)
Pelacakan progress belajar (nilai, waktu belajar, aktivitas)
Fase 2: Medium LMS
Manajemen kelas atau grup (pembagian peserta berdasarkan kelas atau kelompok)
Manajemen jadwal (penjadwalan kelas atau pengumpulan tugas)
Manajemen sertifikasi dan lisensi bagi peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan.
Fase 3: Advanced LMS
Integrasi dengan platform lain (misalnya integrasi dengan video conference atau e-commerce)
Kustomisasi fitur LMS (penambahan fitur sesuai kebutuhan pengguna)
Biaya Pembuatan Website atau Aplikasi LMS
Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan website atau aplikasi LMS akan berbeda-beda sesuai dengan kompleksitas website atau aplikasi. Semakin banyak fitur yang dikembangkan, semakin banyak integrasi dengan pihak ketiga, maka biaya yang dibutuhkan akan semakin besar.
Jika berdasarkan pengalaman Crocodic sebagai jasa pembuatan website kampus, edutech, dan website training perusahaan, biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Harga pembuatan basic website LMS : mulai 80 juta, hingga lebih dari 150 juta
Harga pembuatan basic aplikasi LMS : mulai 150 juta, hingga lebih dari 300 juta
Medium-advanced website LMS : mulai 150 juta, hingga lebih dari 300 juta
Medium-advance aplikasi LMS : mulai 200 juta, hingga lebih dari 500 juta
Portfolio LMS Crocodic
Learning Management System yang dikembangkan oleh Crocodic, salah satunya adalah Halo Guru dan ASDP Training Center.
Halo Guru adalah sebuah platform yang memfasilitasi pembelajaran secara online, mempertemukan guru dengan siswa untuk berkonsultasi terkait dengan materi di sekolah. Selain itu, Halo Guru juga memberikan service dalam bentuk video pembelajaran dan tryout online.
Crocodic membantu mengembangkan platform Halo Guru sejak tahun 2018 hingga saat ini. Untuk mencari tahu lebih lanjut terkait dengan Halo Guru, sila kunjungi situs Halo Guru ini.
Sedangkan untuk sistem training internal perusahaan, Crocodic berpengalaman mengembangkan sistem untuk ASDP, yang dinamakan ASDP Training Center. Aplikasi ini adalah sistem onboarding untuk pegawai baru ASDP, serta berisi daftar training yang perlu dijalankan oleh pegawainya.Kunjungi laman pembuatan website untuk informasi teknologi dan portfolio yang dimiliki oleh Crocodic untuk membantu perusahaan atau instansi anda, di halaman Jasa Pembuatan Website ini.