Source pic : Trobosaqua
Hampir setiap tahunnya Indonesia mengalami kenaikan ekspor hasil budidaya. Salah satu yang menjadi komoditas eksport yang cukup besar antara lain adalah budidaya perairan. Ikan air tawar, ikan air asin, dan udang merupakan komoditas mayoritas dalam ekspor hasil budidaya perairan.
Keuntungan dari hasil panen komoditas budidaya ini juga banyak menarik minat investor untuk berinvestasi di indonesia. Menurut KKP, sampai September 2021, sudah sebesar Rp 6,52 triliun biaya investasi yang sudah dikeluarkan untuk meningkatkan hasil produksi komoditas perairan di Indonesia.
Biaya Pakan merupakan komponen biaya dalam program budidaya yang berpengaruh paling besar. Umumnya, biaya pakan berkisar antara 30% hingga 50% dari total biaya yang dikeluarkan dari pembenihan hingga panen. Besarnya biaya pakan ini mengharuskan Pembudidaya untuk terus meningkatkan efisiensi pakan. Apa itu Efisiensi pakan? Efisiensi pakan merupakan kondisi ketika jumlah pakan yang diberikan tersisa sedikit. Artinya, sebagian besar pakan habis dikonsumsi hewan budidaya. Efisiensi pakan akan berdampak pada lingkungan budidaya, contohnya adalah kualitas air, serta pertumbuhan komoditas budidaya, dilihat dari panjang, berat, banyaknya telur, dll.
Efisiensi pakan ini dapat tercapai apabila pembudidaya dapat memperkirakan kapan pakan akan diberikan, berapa banyak pakan yang diberikan hingga kondisi yang tepat diberi pakan. Hal ini membutuhkan pengalaman dan pembelajaran yang panjang, sehingga bagi pembudidaya yang baru akan mengalami situasi inefisiensi pakan hingga ditemukannya pola pakan yang tepat. Salah satu cara untuk dapat menemukan pola pakan yang tepat adalah dengan penggunaan alat yang disebut dengan Autofeeder.
Autofeeder merupakan teknologi pemberian pakan secara otomatis. Hal ini memungkinkan pembudidaya untuk bisa memberi pakan pada waktu yang sudah ditentukan, dengan kuantitas pakan yang juga dapat ditentukan. Hal ini memungkinkan untuk pembudidaya untuk mengetahui pola pakan yang tepat, sehingga dapat mencapai efisiensi pakan dengan lebih cepat. Selain digunakan untuk mencapai efisiensi pakan, teknologi autofeeder ini juga dapat menekan biaya pakan antara 10-30%, serta mengurangi biaya tenaga kerja dikarenakan perubahan dari manual labor menjadi automated labor by machine.
Pertanyaan yang muncul adalah,
Apakah Autofeeder yang ada saat ini sudah baik? Apakah Autofeeder dapat dikembangkan dan ditingkatkan efisiensinya ?
Saat ini, sebagian besar Autofeeder hanya berperan sebagai pemberi pakan otomatis. Pada kenyataannya, ada pekerjaan-pekerjaan lain yang masih perlu dilakukan pada kegiatan budidaya. Teknik Anco merupakan teknik untuk mengecek kondisi nafsu makan dari biota yang dibudayakan. Sistem Anco otomatis ini diharapkan dapat diterapkan pada Autofeeder sehingga pemberian pakan dapat lebih dioptimalkan kembali. Sistem AI juga akan membantu mengatur kuantitas pakan yang diberikan. Data yang dicapture oleh sistem ini akan dijadikan database dan menjadikan AI nantinya akan lebih pintar dalam pemberian pakan. diperkirakan dengan adanya sistem ini efisensi pakan dapat mencapai hingga 50%.
Divisi IoT Crocodic terus bereksperimen untuk mengembangkan sistem Autofeeder yang lebih mutakhir, agar efisiensi pakan dapat tercapai dengan lebih cepat dan akurat, sehingga hasil panen komoditas budidaya dapat lebih baik. Kami berkomitmen penuh untuk mendukung usaha peningkatan industri Akuakultur di Indonesia. Kami sangat terbuka untuk diskusi, konsultasi, maupun pendampingan usaha bagi semua industri Akuakultur di Indonesia.
Penulis : Erwin Adriono
Referensi :
[1] A. G. Tacon, D. Jory, and A. Nunes, “Shrimp feed management: issues and perspectives,” On-farm Feed. Feed Manag. Aquac., pp. 481–488, 2013.
[2] E. A. Carvalho and A. J. P. Nunes, “Effects of feeding frequency on feed leaching loss and grow-out patterns of the white shrimp Litopenaeus vannamei fed under a diurnal feeding regime in pond enclosures,” Aquaculture, vol. 252, no. 2–4, pp. 494–502, 2006.
[3] J. Reis, R. Novriadi, A. Swanepoel, G. Jingping, M. Rhodes, and D. A. Davis, “Optimizing feed automation : improving timer-feeders and on demand systems in semi-intensive pond culture of shrimp Litopenaeus vannamei,” Aquaculture, vol. 519, no. May 2019, p. 734759, 2020.
[4] C. Ullman, M. Rhodes, T. Hanson, D. Cline, and D. A. Davis, “Effects of Four Different Feeding Techniques on the Pond Culture of Pacific White Shrimp, Litopenaeus vannamei,” J. World Aquac. Soc., vol. 50, no. 1, pp. 54–64, 2019.[5] C. Zhou, “Intelligent feeding control methods in aquaculture with an emphasis on fish : a review,” Rev. Aquac., pp. 1–19, 2017.