Pertumbuhan kegiatan budidaya di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi yang besar dalam budidaya hewan perairan. Potensi Indonesia ini didukung dengan luas wilayah yang 70%nya berupa perairan. Sejalan dengan semakin bertumbuhnya kegiatan budidaya ini perlu untuk ditingkatkan melalui implementasi teknologi.
Kegiatan budidaya dapat ditunjang dengan teknologi. Teknologi diperlukan pada kegiatan budidaya dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dari biaya hingga peningkatan produktivitas. Teknologi yang sudah mulai banyak digunakan pada kegiatan budidaya adalah Autofeeder.
Autofeeder dinilai mampu meningkatkan FCR (feed conversion ratio) – perbandingan antara berat pakan yang sudah diberikan dalam siklus periode tertentu dengan berat total (biomass) yang dihasilkan- , mengurangi biaya tenaga kerja hingga mengoptimaikan pengeluaran biaya pakan. Pada budidaya, pakan mencakup sekitar 50% dari biaya budidaya keseluruhan. Apabila biaya pakan ini dapat dioptimalkan maka secara keseluruhan biaya budidaya dapat ditekan dan meningkatkan keuntungan. peningkatan keuntungan apabila menggunakan autofeeder diperkirakan mencapai 10% – 30%.
Autofeeder merupakan alat yang digunakan untuk memberikan pakan secara otomatis. Cara kerja autofeeder adalah dengan mengeluarkan sejumlah pakan berdasarkan mekanisme yang sudah diatur. Jumlah pakan dapat diatur secara akurat melalui proses kalibrasi. Frekuensi dalam pemberian pakan juga dapat diatur. Kombinasi antara jumlah pakan dan frekuensi pakan yang sesuai akan meningkatkan keluaran budidaya.
Autofeeder memiliki 2 jenis berdasarkan sistem pelontarnya pakannya. Pertama adalah jenis pelontar mekanik. jenis ini menggunakan gerakan mekanik untuk melontarkan pakannya. Pakan akan ditempatkan pada posisi tertentu kemudian akan didorong dengan kekuatan tertentu agar pakan terlontar pada posisi yg sudah ditentukan. adapun mekanisme lain adalah pakan dapat juga ditempatkan pada suatu tempat untuk diputar sehingga dari putaran tersebut keluarlah gaya sentrifugal yang menghasilkan pakan terlempar dari titik awal.
Pada Jenis kedua autofeeder adalah pelontar angin. pelontar ini bekerja dengan cara memanfaatkan tenaga dorongan dari angin bertekanan. Pakan akan ditempatkan pada suatu wadah dan akan dihempaskan oleh angin. Angin bertekanan dihasilkan dari kompressor. jarak lontaran yang dihasilkan didapatkan dari kuat tekanan angin yg dikeluarkan. seperti pada sistem pelontar mekanik pada sistem ini juga dapat kita atur frekuensinya.
Pada kedua sistem Autofeeder ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada sistem pelontar mekanik memiliki kelebihan yaitu harga yang lebih murah dan instalasi mudah. Sedangkan sistem pelontar mekanik memiliki kekurangan yaitu hanya mampu menjangkau luasan yang sempit dan pakan dapat hancur apabila dorongan terlalu kuat. pada sistem pelontar angin memiliki kelebihan yaitu memiliki jangkauan yang luas dan tidak merusak pakan. Sedangkan kekurangan dari sistem pelontar angin adalah harga autofeeder yang lebih mahal dan instalasi peralatan yang lebih mahal.
Autofeeder biasa dilengkapi dengan sistem IoT seperti aplikasi dan database untuk membantu pengguna dalam melakukan analisa dan menentukan jumlah pakan yang ideal. sistem ini diharapkan dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya sehingga mampu meningkatkan produktivitas dari budidaya.