Seiring berkembangnya bisnis perusahaan, kebutuhan customer juga semakin beragam dan berkembang.
Jika dahulu sumber penghasilan sebuah perusahaan ditopang oleh sales yang mengunjungi pelanggan satu per satu, hal tersebut semakin lama semakin ditinggalkan.
Adanya media sosial, marketplace, dengan kata lain, digitalisasi menjadi kata kunci. Pelanggan tidak lagi terpaku hanya pada channel channel tradisional, tetapi beralih ke media digital seperti website atau mobile apps untuk berinteraksi dengan bisnis kita, termasuk di dalamnya melakukan pembelian, memberikan kritik atau saran, serta aktivitas lain. Hal tersebut didukung oleh fakta bahwa penetrasi internet di Indonesia yang semakin meningkat, yang dibarengi dengan peningkatan pengguna telepon genggam secara signifikan dari tahun ke tahun.
Data Penetrasi Smart Phone di Indonesia
Kemudahan akses digital darimana saja membuat banyak perusahaan yang berlomba mengembangkan platform digital, baik untuk berinteraksi dengan pengguna atau kebutuhan internal perusahaan. Kemunculan berbagai macam mobile apps yang dapat digunakan oleh publik, seperti Gojek, Grab, atau Traveloka, berimbas pada banyak bisnis yang menjadikannya sebagai benchmark.
“Ingin membuat apps ojek online seperti Gojek”
“Ingin membuat apps ecommerce/market place seperti Shopee”
atau “Butuh aplikasi pemesanan tiket yang custom seperti Traveloka” acapkali muncul.
Hal yang perlu dipertimbangkan
Butuh banyak pertimbangan bagi sebuah bisnis sebelum memutuskan akan mengembangkan sebuah mobile apps atau website. Beberapa hal yang paling penting untuk menjadi pertimbangan diantaranya adalah
1. Tujuan pengembangan
Tujuan utama pengembangan aplikasi adalah untuk memecahkan masalah yang ada di bisnis kita.
Masalah tersebut bisa beragam, dari mulai masalah internal seperti reporting pegawai yang belum tersistemasi; kebutuhan stock opname; pembagian leads untuk sales, atau kebutuhan eksternal untuk dapat terhubung dengan customer misalnya ecommerce untuk memudahkan membeli produk kita, etc.
Penting untuk mendefinisikan tujuan kita sebelum mengembangkan aplikasi android atau iOS.
Ada beberapa pertanyaan yang dapat kita ajukan seperti yang ada dalam artikel ini, diantaranya adalah
a. Ada masalah apa sehingga harus mengembangkan aplikasi mobile?
b. Apakah masalah tersebut harus diselesaikan dengan aplikasi mobile?
c. Apakah target pengguna sudah siap untuk menggunakannya?
Minimal 3 pertanyaan di atas harus dapat dijelaskan, sehingga tujuan mobile apps development akan kuat dan berdasar.
2. Biaya yang dikeluarkan
Biaya menjadi hal lain yang krusial sebelum memutuskan pengembangan, terutama jika bisnis kita belum mempunyai software development team atau hendak menggunakan jasa pembuatan aplikasi dari vendor. Mengenai rincian biaya pembuatan aplikasi baik Android, iOS atau web akan lebih lanjut dibahas pada bagian selanjutnya artikel ini.
3. Bagaimana maintenancenya
Setelah pembuatan aplikasi selesai, masih banyak yang perlu dilakukan untuk menjaga performa mobile apps atau website yang kita miliki. Jika kita ingin memiliki mobile apps dengan performa yang optimal, selalu relevan dengan kebutuhan customer, dan juga minim bug atau eror, maka kita harus merencanakan juga maintenancenya.
Mobile apps maintenance dibagi menjadi 2, yakni
a. Preventive maintenance, yaitu maintenance yang dilakukan secara berkala, mengikuti update OS, penyempurnaan fitur, atau perubahan ux untuk meningkatkan performa mobile apps kita
b. Corrective maintenance, yaitu maintenance yang dilakukan ketika sebuah masalah, bug, atau eror terjadi di dalam mobile apps dan mengganggu kinerjanya.
Jika kita memutuskan untuk membuat mobile apps, maka kita sebaiknya merencanakan maintenance mobile apps kita. Jika dibiarkan begitu saja, lama kelamanan kinerja mobile apps akan terganggu, melambat, dan rentan menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
Rincian biaya pembuatan aplikasi Android dan iOS
Setiap pengembangan mobile apps, tidak ada patokan mutlak terkait biaya yang akan dikeluarkan. Baik dikembangkan oleh developer inhouse, atau menggunakan jasa pembuatan aplikasi, ada banyak variabel yang harus diketahui untuk kalkulasi biaya pembuatan aplikasi.
Jasa pembuatan aplikasi termurah pun hanya dapat memberikan perkiraan kasar jika tidak mengetahui konsep, platform, dan fitur yang akan diimplementasikan ke dalam mobile apps atau website yang akan kita kembangkan.
Secara garis besar tiga poin inilah yang memengaruhi besaran rincian biaya pembuatan aplikasi
a. Konsep aplikasi
Secara umum sebuah mobile apps terdiri atas front end apps (untuk diakses user) dan back end (data base, website yang diakses oleh tim internal). By default, ada pihak user apps (bisa jadi customer, sales, pegawai, etc) yang menggunakan mobile apps dan pihak internal yang dapat mengakses dashboard berisikan data-data yang dikumpulkan lewat front end apps.
Semakin banyak user yang dilibatkan, maka biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Misalnya sebuah mobile apps ojek online. Di awal akan digunakan hanya oleh customer dan pihak perusahaan. Jika nanti berkembang usernya, misalnya pihak mitra driver, atau merchant penyedia makanan, maka sudah pasti biaya yang dikeluarkan akan bertambah.
b. Fitur yang lengkap
Jika sedari awal mengembangkan sebuah mobile apps dengan fitur yang lengkap, sudah tentu biayanya akan jauh lebih besar dibangdingkan dengan mobile apps yang mengadopsi MVP di awal pengembangannya. Mengembangkan mobile apps MVP berarti mengadopsi fitur fitur yang dirasa esensial terlebih dahulu. Fitur-fitur yang sifatnya tersier atau kosmetik tidak diadopsi. Hal tersebut yang membuat biaya yang dikeluarkan akan lebih hemat.
Misalnya kita akan membuat sebuah platfom ecommerce.
Bukan kah fitur paling esensial adalah display barang, cart, dan transaksi?
Jika membuat mobile apps dalam tahap MVP, maka 3 fitur tersebut yang didahulukan. Selanjutnya jika sudah mendapatkan validasi dari pasar, baru ditambahkan fitur lain seperti payment gateway, geotagging, etc.
c. Membangun tim
Membangun tim yang didedikasikan penuh untuk pengembangan mobile apps bukanlah sebuah pilihan yang buruk.
Hanya saja, perlu diketahui berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk membangun tim tersebut, apalagi bagi perusahaan yang belum pernah mempunyai inhouse developer. Karena pengembangan mobile apps bisa berlangsung hingga lebih dari 6 bulan bergantung pada kompleksitasnya, maka tim tersebut harus dapat mengawal pengembangan mobile apps hingga proses deployment selesai. Jika mobile apps direncanakan untuk dipergunakan jangka panjang, juga harus memikirkan maintenance dan update-update di masa depan.
Pengembangan mobile membutuhkan paling minimum formasi seperti dibawah ini. Jika semua berpengalaman middle (>3 tahun), maka estimasi biaya per bulan yang akan dikeluarkan adalan sebagai berikut
Perhitungan tersebut mengasumsikan semua proyek berjalan lancar tanpa kendala. Pada akhirnya, jumlah cost yang dikeluarkan dapat melebihi cost jika menggunakan vendor pembuatan mobile apps.
Kesimpulannya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi biaya pembuatan mobile apps. Belum lagi ada kemungkinan pengembangan mobile apps tersebut gagal di tengah jalan. Menggunakan jasa pembuatan mobile apps atau vendor, dapat menjadi salah satu hal yang dilakukan untuk meminimalisasi resiko kegagalan, sekaligus memaksimalkan output performa mobile apps yang kita miliki. Untuk informasi lebih lanjut terkait pembuatan mobile apps, sila hubungi team analyst Crocodic disini. Kita juga dapat berdiskusi lebih lanjut terkait konsep dengan team analyst, gratis tanpa biaya.