Image by : Freepik
Bencana alam merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Untuk dapat mendeteksi bahaya bencana alam, kini telah muncul teknologi Early Warning System (EWS) berbasis Internet of Things (IoT). EWS berbasis IoT merupakan sistem yang terdiri dari sejumlah sensor untuk mendeteksi, memonitor, dan memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan bencana alam.
Teknologi EWS ini dilengkapi dengan konektivitas internet sehingga memungkinkan pengguna untuk menerima informasi secara real-time. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan pencegahan atau mitigasi dengan segera untuk meminimalisir resiko kerugian materiil dan korban jiwa serta mempercepat pemulihan pasca-bencana. EWS berbasis IoT dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai bencana alam bergantung pada sensor yang digunakan.
Bencana yang dapat dideteksi EWS
- Gempa Bumi
Seperti yang kita tahu, wilayah Indonesia merupakan pertemuan antara dua lempeng tektonik sehingga rentan terjadi gempa bumi. Gempa bumi terutama dengan skala yang besar dapat merusak bangunan bahkan menelan korban jiwa.
Dengan adanya sistem EWS berbasis IoT, potensi gempa bumi dapat diketahui lebih awal sehingga dapat segera dilakukan evakuasi. EWS yang digunakan dalam deteksi gempa bumi terdiri dari beberapa tools seperti seismometer, accelerograph, dan intensity meter.
- Banjir
Di kota-kota besar, banjir menjadi ancaman permanen selama musim hujan. Maka dari itu, pada area yang berpotensi terjadi banjir, perlu dilakukan pemasangan EWS sebagai upaya deteksi dini. EWS untuk deteksi banjir biasanya terdiri dari tiga unsur utama yaitu flood sensor, transmitter, dan perangkat receiver.
Cara kerja sistem ini terbilang simpel. Flood sensor akan dirangkai dengan transmitter di tepi sungai atau waduk. Ketika ketinggian air telah melewati batas tertentu, transmitter akan mengirimkan sinyal pada receiver.
- Gunung Meletus
Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung aktif yang dapat meletus atau mengeluarkan erupsi sewaktu-waktu. Hal ini tentunya bisa berbahaya terutama bagi masyarakat yang bermukim di sekitar gunung berapi tersebut.
Sebagai tindakan preventif, perlu dilakukan pemasangan EWS berupa Seismograf dan Gravimeter. Kedua tools ini dapat mendeteksi dan menduga waktu kemungkinan terjadinya letusan gunung berapi. Dengan demikian, petugas terkait dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
- Tsunami
Tsunami merupakan gelombang besar yang disebabkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, atau longsoran laut. Di Indonesia sendiri, tercatat terjadi sejumlah peristiwa tsunami yang mengakibatkan kerusakan masif, mulai dari tsunami Aceh pada 2004, tsunami Mentawai pada 2010 hingga tsunami Selat Sunda pada 2018.
Mengingat potensi kejadian tsunami di Indonesia, maka tindakan mitigasi menjadi suatu keharusan. Salah satunya dengan pemasangan EWS baik berupa alat apung, kabel optik dan gelombang suara. Selain itu, kini pemerintah juga telah menggunakan teknologi EWS yang berbasis IoT. Kini, masyarakat dapat melakukan monitoring terhadap wilayahnya hanya dengan mengakses website Indonesian Tsunami Early Warning System (InaTEWS).
Kesimpulan
Early Warning System berbasis Internet of Things menjadi salah satu inovasi terkini dalam upaya mitigasi bencana alam. Sistem yang menggabungkan kecanggihan sensor dan konektivitas internet ini memungkinkan informasi berbagai potensi bencana dapat diakses secara mudah, mulai dari banjir, letusan gunung berapi, bahkan tsunami.
Mengingat perannya yang besar dalam mitigasi bencana alam, maka sudah semestinya teknologi EWS berbasis IoT ini terus dikembangkan. Jika anda tengah memerlukan sistem IoT untuk keperluan deteksi bencana alam atau kepentingan lainnya, anda dapat mempercayakannya pada Crocodic. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, Crocodic telah menjadi kepercayaan banyak instansi di berbagai sektor. Kunjungi halaman Crocodic IoT untuk informasi lebih lanjut.