Bagi sebuah bisnis, baik yang sudah mature atau yang masih dalam tahap rilisan awal (start up), pertumbuhan perusahaan adalah komponen yang sangat penting. Apalagi untuk start up, dengan keterbatasan resource serta tuntutan untuk menjadi relevan dan diterima oleh market, pertumbuhan perusahaan menjadi hal integral. Akuisi customer menjadi PR besar bagi perusahaan ini untuk bisa bertumbuh.
Usaha-usaha marketing banyak dilakukan dengan tujuan mendapatkan user sebanyak banyaknya. Perlu sebuah strategi marketing yang unik, sehingga sebuah bisnis dapat mendisrupsi market pada saat itu. Salah satu yang dapat dilaksanakan adalah Growth Hacking.
Apa itu Growth Hacking
Menurut Ryan Holiday, Growth Hacking adalah strategy marketing yang mendisrupsi teknik marketing tradisional, menggantinya dengan usaha marketing yang dapat diukur, scalable, dan testable atau dapat diuji. Istilah Growth Hacker, orang yang melakukan Growth Hacking dipopulerkan oleh Sean Ellis pada 2010. Menurutnya, Growth Hacker adalah seseorang yang berorientasi pada pertumbuhan. Pada dasarnya, Growth Hacking marketing adalah aktivitas yang didasarkan pada 3 kata kunci :
1. Aktivitas tersebut dapat ditrace hasilnya
Hasil aktivitas marketing dapat dilacak hasilnya, data yang kita dapatkan dapat dievaluasi. Data yang masuk akan menimbulkan insight baru bagi bisnis kita yang dapat dipergunakan untuk mendorong pengambilan keputusan selanjutnya. Jika sebuah aktivitas marketing tidak dapat ditrack hasilnya dan tidak dapat dievaluasi, maka tidak dapat dikategorikan sebagai growth hacking. Begitupun jika aktivitas yang kita lakukan tidak dapat ditarik datanya, atau tidak ada data yang bisa kita analisa, maka hal tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai growth hacking.
Misalnya, jika kita menjalankan sebuah iklan mesin pencarian, dapat dikategorikan Growth Hacking jika datanya dapat ditelusuri. Dengan menjalankan iklan, kita dapat mengetahui berapa orang yang datang ke website kita karena iklan tersebut, berapa yang terkonversi, berapa banyak transaksi yang dihasilkan, dll. Ditambah lagi jika kita dapat mengetahui seperti apa customer yang melakukan terkonversi, kita akan dapat memanfaatkan data tersebut untuk memicu aktivitas marketing lain yang lebih terarah dan spesifik.
2. Ada kolaborasi antara marketing dengan programmer
Hasil yang diharapkan dari aktivitas Growth Hacking diantaranya adalah strategi marketing yang tetap sasaran dan tersegmentasi khusus, optimasi media konversi yang dipergunakan oleh customer (misalnya website), atau produk produk baru yang dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan customer. Oleh karena itu, team marketing tidak dapat bergerak sendiri untuk mewujudkannya, harus ada kolaborasi dengan team produksi, coder, bahkan desainer. Growth hacker membutuhkan orang-orang yang mempunyai mindset marketing, dipasangkan dengan orang-orang yang memahami teknologi.
3. Growth hacker adalah sebuah terminologi yang menciptakan strategi baru yang relevan dengan kondisi sekarang
Dalam menjalankan growth hacking, kita tidak bisa menggunakan strategi lama yang sudah banyak dipergunakan di tempat lain. Meskipun strategi tersebut terbilang inspiring dan sukses di masanya. Growth hacking biasanya mengenalkan sebuah strategi yang monumental. Grup hacking biasanya merupakan sebuah strategi yang monumental. Strategi yang sudah pernah digunakan pada masa sebelumnya akan sulit berhasil contoh dari aktivitas Groot hacking diantaranya adalah :
Hotmail
Beberapa dari kita mungkin familiar dengan strategi marketing yang dilaksanakan oleh Hotmail beberapa waktu lalu. Hotmail menempatkan sisipan “PS: I love you. get your free email on Hotmail.” strategi sederhana ini berhasil membuat orang-orang yang tergerak untuk mencoba Hotmail. strategi ini kemudian banyak ditiru oleh brand besar seperti Apple dan BlackBerry contohnya jika mengirimkan pesan atau tweet menggunakan device besutan mereka maka akan muncul “sent by Apple or send by BlackBerry di bagian footer.
DropBox
Growth hacking yang dilaksanakan oleh box adalah dengan membuat sistem referral. dengan sistem ini kita dapat membagikan kode referral yang kita miliki kepada orang lain titik jika orang tersebut kemudian mempergunakan kode referal kita untuk membuat akun Dropbox yang baru Maka kita akan mendapatkan tambahan storage 500mb di akun Dropbox kita. strategi ini membuat akuisisi user baru menjadi lebih cepat dan tepat karena orang yang mempergunakan kode referral tersebut kemungkinan besar adalah orang yang membutuhkan dan akan selalu menggunakan layanan Dropbox.
Reverse Engineering dalam aktivitas Growth Hack
Pengertian reverse engineering adalah proses dekonstruksi dari sebuah produk atau strategi yang sudah dilaksanakan dan sebelumnya. kita mengambil sebuah produk existing lalu kita kuliti untuk mengetahui seperti apa struktur dan sistem yang bekerja di dalamnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang sebuah sistem, kelebihan yang dia miliki lalu membandingkannya dengan sistem yang kita miliki. Reverse Engineering berkembang awalnya di kalangan para software engineer. Mereka mendekonstruksi sebuah apps untuk mendapatkan source code.
Dalam Growth Hacking, kita juga dapat mengaplikasikan reverse engineering. Reverse engineering didapatkan untuk memahami strategi yang diterapkan oleh bisnis lain di media yang dapat kita akses seperti website, sosial media, atau iklan yang ditampilkan. Contoh sederhana aktivitas reverse engineering dalam growth hacking adalah menggunakan tools Similar Web untuk menganalisa sebuah bisnis. Similar Web adalah sebuah tools yang dapat menarik data kunjungan ke sebuah website, asal kunjungan, trafik paid dan organik, referral, serta metrik lain.
Contohnya kita dapat menggunakan similar web untuk kompetitor analisis, dalam artikel ini akan menggunakan Bukalapak (data diambil 21 Desember 2021). Dengan Similar Web, kita akan mengetahui bahwa jumlah visitor dalam sebulan mencapai 24 juta pengunjung, dengan rerata waktu kunjungan adalah 3 menit 55 detik. Insight yang dapat kita ambil adalah apakah trafik pengunjung situs cenderung naik atau turun?
Jika ada tren kenaikan, apakah mereka melakukan aktivitas marketing yang viral baru-baru ini?
Atau mungkin mereka melakukan offline marketing?
Data lain yang dapat diambil adalah traffic source. Trafik paling dominan di BukaLapak ternyata berasal dari Search, yang berarti mereka kuat di google ads atau organik. Hal tersebut juga didukung dengan Direct traffic mereka yang berada di tempat kedua.
Jadi kenapa kita perlu melakukan reverse engineering pada Growth Hacking?
Founder Revou.co, Matteo, mengungkapkan setidaknya ada 5 alasan kenapa kita perlu melakukan reverse engineering.
- Kita dapat memprioritaskan channel apa yang perlu kita pergunakan berdasarkan data dari kompetitor. Channel yang menyumbangkan banyak trafik bisa jadi juga menyumbangkan banyak konversi. Hal ini akan menghemat waktu kita untuk menganalisa channel apa yang harus kita coba, yang dampaknya adalah efisiensi biaya dan waktu.
- Mengoptimalkan usaha marketing. Dibandingkan dengan memulai semuanya dari 0, kenapa tidak menggunakan strategi yang sudah ada dan mengembangkannya lebih lanjut? Seperti ungkapan dalam bahasa Inggris “Stands on the shoulder of giant”, yang maknanya adalah menggunakan pengetahuan yang sudah didapatkan oleh pemikir sebelumnya, untuk mengembangkannya lebih lanjut.
- Mengambil ilmu dari market global, untuk diterapkan lokal. Dengan kondisi market global seperti US atau India yang relatif lebih kompetitif, kita dapat mengambil insight untuk kemudian diterapkan di market Indonesia.
- Gratis. Kita dapat menerapkan reverse engineering ke hampir seluruh website, dengan menggunakan tools yang tepat. Sebagian besar tools yang kita butuhkan juga tersedia secara gratis.
Tertarik untuk membahas lebih dalam terkait dengan reverse engineering? atau mau mewujudkan insight growth hacking menjadi sebuah Mobile Apps? Crocodic menyediakan jasa pembuatan aplikasi android dan iOS, serta custom website dan IoT untuk menjadi solusi bagi pertumbuhan bisnis anda.
Kontak kami untuk diskusi lebih lanjut disini!