Irigasi adalah sistem atau bisa juga dikatakan sebuah metode untuk pengaliran air buatan untuk memberi air ke lahan pertanian atau juga perkebunan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman.
Air pada tanaman adalah unsur vital untuk pertumbuhan. Hal yang acapkali menjadi masalah adalah petani tidak bisa memantau kadar air atau kelembaban tanah pada tanaman setiap saat. Padahal, jika ada kondisi yang dapat menyebabkan tanaman rusak, hingga gagal panen jika kadar air terlalu sedikit atau terlalu banyak.
Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang digunakan untuk memonitoring parameter kebutuhan tanaman sekaligus pengontrol irigasi. Salah satu solusinya adalah dengan penerapan IoT (Internet of Things). IoT dapat diterapkan untuk membantu petani dalam melakukan pengelolaan air yang lebih efisien dan presisi tanpa harus petani yang turun tangan untuk melakukan pengecekan kelembaban tanah dan juga mengontrol irigasi setiap saat. Penerapan teknologi ini akan memperbesar potensi keberhasilan panen.
Apa itu IoT? Baca lebih lanjut tentang pengertian IoT pada artikel : Apa itu IoT?
Penerapan Sistem Irigasi dengan IoT
Sistem IoT pada irigasi pertanian melibatkan penggunaan berbagai jenis sensor, seperti sensor kelembaban udara, kelembaban tanah, suhu, curah hujan dan lain lain. Sensor tersebut dipasang di area pertanian dan dihubungkan ke sebuah perangkat seperti mikrokontroler. Mikrokontroler berfungsi sebagai pengumpul data. Sensor akan terus menerus mengukur parameter lingkungan sekitar lalu data tersebut akan dikirim ke sebuah platform cloud menggunakan koneksi internet. Data yang dikirim ke cloud akan disimpan dan dilakukan pengolahan data, serta bisa dilakukan analisis menggunakan AI dan Machine Learning. AI akan mengidentifikasi pola dan tren dari data untuk memberikan informasi yang lebih akurat tentang kondisi pertanian ke petani.
Berdasarkan dari analisis AI, sistem irigasi akan diatur dan dikendalikan secara otomatis. Sistem irigasi akan mengaktifkan atau menonaktifkan penyiram, membuka atau menutup pintu air irigasi secara otomatis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sistem ini juga bisa memberikan notifikasi dan pemantauan kepada petani melalui smartphone, sehingga petani dapat memantau kondisi pertanian. Tidak hanya memantau, petani juga bisa melakukan kontrol jarak jauh, memberikan fleksibilitas dan kemudahan dalam pengelolaan pertanian.
Contoh Penggunaan IoT di bidang Pertanian
Source : pangannews.id
Otomatisasi irigasi berbasis IoT salah satunya telah digunakan di Wonosobo, Jawa Tengah. Sistem ini terkoneksi dengan smartphone sehingga pemberian air ke tanaman dapat lebih terkontrol sesuai kebutuhan tanaman, selain itu juga lebih hemat air. Sensor digunakan adalah sensor kelembaban tanah dan sensor suhu dan kelembaban udara yang kemudian data dari pembacaan sensor tersebut dikirim ke database. Data yang tersimpan di database akan diolah sehingga bisa dijadikan parameter untuk dilakukannya otomatisasi irigasi serta data tersebut bisa dipantau menggunakan smartphone dengan jaringan internet
Apakah ada implementasi IoT untuk pertanian? Baca di artikel ini ya : Implementasi IoT dalam bidang pertanian
Manfaat Irigasi dengan IoT
- Irigasi presisi
Penggunaan air dapat diatur dengan tepat sesuai kebutuhan tanaman, mengurangi pemborosan air
- Pemantauan dan pengendalian jarak jauh
Petani dapat memantau dan mengontrol sistem irigasi dari jarak jauh, menghemat waktu dan tenaga
- Peningkatan hasil panen
Tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup dan tepat, sehingga meningkatkan hasil produksi dan kualitas hasil panen.