Mengembangkan aplikasi atau website membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Untuk sebuah sistem e-commerce sederhana misalnya, pengembangan website untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut akan membutuhkan biaya dimulai dari kisaran 50 juta, dan terus bertambah sesuai dengan berkembangnya kompleksitas fitur yang disematkan ke dalam sistem. Begitu juga dengan project yang lain, selain investasi biaya, akan ada banyak waktu yang tersita untuk mengembangkan sebuah aplikasi atau website yang paripurna sesuai kebutuhan.
Bagaimana jika aplikasi tidak menyelesaikan kebutuhan user?
Sebuah aplikasi dikembangkan dengan tujuan utama menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut, kita akan menyesuaikan aplikasi kita dengan para user aplikasi.
Apa saja yang perlu disesuaikan?
- Tampilan interface aplikasi
- Fitur yang mendukung
- Kemudahan interaksi antarmuka
Mari kita simak situasi berikut ini.
Sebuah perusahaan logistik mengalami kesulitan mentracking proses pengiriman beserta armadanya. Oleh karena itu, setiap driver logistik tersebut membutuhkan sebuah platform untuk mengonfirmasi progress pengiriman, serta detail barang apa saja yang dikirimkan di tujuan. Sebagian besar driver sudah berusia cukup tua diatas 40 tahun.
Jika perusahaan berencana mengembangkan sebuah aplikasi untuk permasalah tersebut, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan.
Terkait dengan ① tampilan aplikasi, karena sebagian besar driver berusia lebih dari 40 tahun, tampilan aplikasi dapat disesuaikan untuk mereka. Misalnya ukuran font yang diperbesar, pemilihan warna yang lebih sederhana, dll.
②Fitur yang dibutuhkan diantaranya adalah task list, pencatatan geolokasi, dll. Barangkali juga diperlukan fitur update offline jika daerah pengiriman tidak menyediakan sinyal yang cukup baik untuk aplikasi bekerja secara optimal.
③ Fitur-fitur yang dibutuhkan juga dapat langsung ditampilkan di halaman home, agar mudah mencari fitur tersebut serta tidak membutuhkan banyak interaksi.
Jika aplikasi tidak dibuat untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan di atas, maka resiko yang paling besar adalah aplikasi tersebut tidak akan dipergunakan. Dampaknya, masalah yang selama ini dihadapi tidak terselesaikan, serta investasi yang sudah dikeluarkan akan menjadi sia-sia.
Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah aplikasi sia-sia?
Sebuah bisnis seringkali kesulitan untuk mendefinisikan dan merinci bisnis proses. Hal tersebut membuat kita kesulitan menentukan prioritas apa fitur atau modul apa yang harus dikembangkan terlebih dahulu, apalagi jika ada batasan budget pengembangan.
Hal tersebut dapat kita atasi dengan membuat konsep yang baik, serta mengakomodasi kebutuhan user. Kegiatan tersebut diakomodasi dalam tahapan Planning Phase di Crocodic. Planning Phase adalah tahapan pengembangan aplikasi atau website yang menitik beratkan pada validasi konsep sebelum memulai produksi. Tujuan planning phase adalah kesesuaian antara detail aplikasi yang akan dibuat dengan user aplikasi, sehingga aplikasi akan menyelesaikan masalah yang dihadapi bisnis secara tepat dan akurat.
Deliverables dari tahapan ini adalah ① detail requirement dan ② high fidelity prototype project, yaitu sebuah prototype yang dapat dioperasikan seperti halnya aplikasi yang sudah jadi.
Planning Phase dimulai dengan mengetahui detail bisnis perusahaan. Seperti apa alur bisnis, siapa yang bertanggung jawab di setiap kegiatan bisnis, dan hasil akhir yang diharapkan dari pengembangan aplikasi tersebut.
Prosesnya dapat dimulai dengan meng interview user. Hasil interview itu kemudian kita buat menjadi user persona, yang isinya adalah profil user, motivasi, dan hal-hal yang sering membuat mereka frustasi. Dari user requirement dan user persona yang sudah dibuat, kemudian kita mulai menerjemahkannya menjadi design prototype.
Tujuan planning phase
Ada 3 hal yang ingin dicapai dengan kita melakukan planning phase.
Mengidentifikasi kesesuaian konsep aplikasi dan kebutuhan user
Dengan planning phase, konsep aplikasi akan diterjemahkan menjadi prototype aplikasi, sehingga user dapat ‘mencoba’ aplikasi sebelum dikembangkan. Diharapkan dengan hal ini user akan dapat mengevaluasi konsep yang kita kembangkan di awal, sehingga akurasi solusi yang kita kembangkan akan lebih baik.
Mengurangi waktu dan biaya development secara signifikan
Pengembangan aplikasi atau website pada umumnya membutuhkan UAT atau Usability Testing setelah aplikasi selesai. Tujuannya adalah memastikan user dapat menggunakan aplikasi secara mudah.
Dengan planning phase, test tersebut dapat dilakukan lebih awal karena prototype yang sudah dibuat terlebih dahulu. Tanpa pengetesan prototype di awal, akan ada kemungkinan user akan meminta beberapa perubahan untuk aplikasi yang dikembangkan. Padahal, setiap perubahan berarti ada biaya ekstra yang harus dikeluarkan, ditambah lagi waktu penyelesaian aplikasi akan molor.
Memudahkan menentukan prioritas pengembangan
Engineer akan mudah mengembangkan aplikasi jika tiap modul dan desainnya sudah tergambar dengan jelas, dibandingkan jika masih berupa konsep.
Kesimpulan
Planning Phase menjadi rekomendasi utama bagi bisnis yang ingin mengembangkan aplikasi atau website, namun terkendala konsep yang belum matang. Biaya Planning Phase tentu lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya total pengembangan, karena hasil akhirnya adalah user requirement dan prototype aplikasi.
Tentunya akan lebih baik mengeluarkan biaya untuk memastikan konsep kita benar-benar sesuai dengan kebutuhan, dibanding jika aplikasi yang kita kembangkan tidak sesuai dengan harapan dan akhirnya tidak terpakai.
Biaya dan detail terkait dengan Planning Phase dapat didiskusikan bersama dengan analyst kami.
Baca juga terkait dengan development sebuah aplikasi atau website