Blog Home
Table of Content

Software Maintenance: Investasi untuk Hindari “Bom Waktu”

By : crocodic 02 September 2025

Software Maintenance: Investasi untuk Hindari “Bom Waktu”

Image by pikisuperstar on Freepik

Tidak Merawat Sistem Ibarat Bom Waktu

Sudahkah Anda familiar dengan software maintenance? Sistem yang telah selesai dibangun tentu membantu berbagai proses operasional dan akan dipakai dalam jangka waktu panjang. Namun apakah nantinya sistem akan terus berjalan dengan optimal? Bayangkan sebuah sistem yang awalnya berjalan mulus tetapi tidak pernah mendapatkan perawatan. Awalnya mungkin muncul penurunan performa yang kecil bagai setitik “jamur” di dinding, sering tidak disadari atau dianggap remeh, namun perlahan bisa berkembang menjadi lebih banyak dan merusak dinding itu sendiri. Sama halnya dengan sistem, jika diabaikan maka kinerja sistem akan melambat, atau bahkan muncul celah keamanan yang berisiko kebocoran data. Maka perlu ada pemeliharaan (maintenance) terus-menerus, bahkan sebelum “jamur” itu muncul bukan? 

Menutup mata atau tidak menyadari bahwa software maintenance ini seperti menyimpan bom waktu, hanya perihal waktu hingga “ledakan” benar-benar muncul. Liew (2025) mengingatkan bahwa menunda maintenance bisa berakhir dengan biaya perbaikan yang sama besarnya dengan membangun ulang sistem baru. Singkatnya, yang awalnya mungkin ingin berhemat dengan tidak melakukan maintenance, bisa saja berujung membayar lebih banyak setara atau lebih dari development cost.

Fakta Penting Software Maintenance

Sebenarnya seperti apa software maintenance dan apakah benar krusial? Sebelumnya, perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai siklus hidup dari software itu sendiri.

software maintenance dalam sdlc

Gambar 1. The waterfall software process model (Sommerville, 2016)

Perangkat lunak dibangun melalui beberapa fase yang disebut dengan software process model atau istilah lainnya software development life cycle (SDLC). Tidak ada SDLC baku karena penerapannya berbeda untuk tiap kasus, namun salah satu model yang sering digunakan dan mencakup seluruh siklus hidup software adalah waterfall model. Fase requirements definition hingga integration and system testing adalah proses yang dilakukan pengembang sebelum menyerahkan sistem kepada pengguna. Fase terakhir, yaitu operation and maintenance tentu perlu mendapatkan atensi karena masih termasuk ke dalam SDLC, dan peneliti De Silva et al. (2023) juga menegaskan bahwa fase tersebut adalah proses yang krusial. 

Mengapa krusial? Karena pada dasarnya software memang perlu berubah karena beberapa hal berikut.

  1. Potensi munculnya bug atau error tetap ada walau sudah dilakukan back up untuk berbagai case
  2. Kebutuhan pengguna bisa berubah mengikuti kondisi operasional dan berbagai faktor lainnya
  3. Munculnya teknologi yang lebih canggih
  4. Tuntutan kualitas dan performa
  5. Perubahan environment dari sistem itu berjalan
  6. Kesadaran akan celah keamanan

Menurut Ian Sommerville (2016), yang merupakan pakar di bidang software engineering, software maintenance merupakan proses perubahan pada sistem setelah sistem itu diserahkan oleh pengembang, dan biasanya maintenance diterapkan pada sistem kustom. Fase operation and maintenance biasanya merupakan fase terpanjang dalam SDLC. Tentu saja panjang, karena sistem akan terus berevolusi selama sistem itu digunakan supaya tetap relevan, andal, dan aman (Herz, 2024). Hukum Lehman pun menyatakan bahwa “perangkat lunak harus terus-menerus berubah agar tetap berguna”. Artinya, software bukanlah produk sekali jadi. Bukan hanya sistem yang terdiri dari beberapa software, namun sistem yang terintegrasi dengan hardware melalui teknologi IoT pun demikian.

Bagaimana Jika Saya Merasa Software Maintenance Bukan Hal Urgent?

Mengabaikan atau menunda maintenance seperti menolak asuransi kesehatan. Mengira hemat, namun saat musibah tiba malah buntung besar. Akibatnya terjadi bleeding cost (membengkak terus) dan upaya perbaikan menjadi sangat besar bahkan seringkali effort yang dikeluarkan setara dengan membangun ulang sistem. Mungkin kita bisa belajar melalui kasus nyata kurangnya menaruh perhatian pada maintenance berikut.

  • Baltimore Ransomware (2019)
    Kota Baltimore (AS) menjadi korban serangan ransomware besar akibat sistem usang dan kurangnya investasi pemeliharaan. Pemulihan sistem memakan biaya jauh lebih besar daripada tebusan awal (Herz, 2024).
  • WannaCry (2017)
    Serangan global ini memaksa perusahaan seperti Nissan dan Renault menghentikan produksi berhari-hari karena sistem mereka terinfeksi (Smart, 2018). Gangguan pada operasi sehari-hari akibat software tidak terawat mengakibatkan kerugian besar.

Pentingnya maintenance juga dibahas oleh Dehaghani et al. (2013) di dalam penelitiannya yang menganalisis 15 sistem informasi kesehatan dan wawancara dengan 40 anggota tim maintenance. Peneliti menemukan sekitar 90% dari total biaya seumur hidup software adalah biaya untuk fase maintenance, sehingga upaya untuk memasukkan pertimbangan maintenance sejak awal dapat mengurangi beban biaya jangka panjang. Temuan lainnya adalah biaya pemeliharaan meningkat sekitar 50% dalam dua dekade terakhir. Oleh karena itu praktik seperti studi kelayakan, dokumentasi yang lengkap, dan keterlibatan perancang atau developer awal selama fase pemeliharaan direkomendasikan untuk menekan biaya tersebut. 

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut sejak tahap produksi di awal, manajer proyek berpeluang mengestimasi dan mengendalikan biaya pemeliharaan lebih efektif sehingga memperpanjang umur perangkat lunak. Tentu hal ini dipertimbangkan oleh tim Crocodic, sehingga klien bisa mendapatkan sistem yang berkualitas tanpa terbatas oleh waktu.

Bagaimana Ruang Lingkup Software Maintenance?

Secara praktis, proses maintenance dibagi menjadi beberapa kategori. Berikut kategorisasi yang dikutip dari penelitian yang dilakukan De Silva (2023).

  1. Corrective maintenance
    Bertujuan untuk mengatasi defect, error, dan bug dalam sistem yang telah diidentifikasi oleh klien atau melalui pengujian setelah sistem digunakan. Pemeliharaan korektif memastikan bahwa sistem bebas dari masalah dan berfungsi sebagaimana mestinya.
  2. Adaptive maintenance
    Mencakup perubahan pada sistem untuk menyesuaikan dengan perubahan environment tempat sistem tersebut berjalan. Misalnya, perubahan sistem operasi, update versi library kode, atau persyaratan hukum. Pemeliharaan ini menjamin bahwa sistem tetap mutakhir dan kompatibel.
  3. Perfective maintenance
    Bertujuan untuk meningkatkan kualitas software dengan memperbaiki fungsionalitas atau performanya. Hal ini mencakup penyesuaian untuk menambahkan fitur baru atau menyempurnakan fitur yang sudah ada, guna meningkatkan kepuasan pengguna dan peningkatan efisiensi.
  4. Preventive maintenance
    Meliputi langkah-langkah proaktif untuk mencegah masalah terjadi dalam perangkat lunak. Mencakup pencadangan rutin, pemantauan kinerja, dan pembaruan keamanan. Ini memastikan bahwa sistem tetap andal, stabil, dan aman.

Layanan Software Maintenance oleh Crocodic

Crocodic menyediakan layanan maintenance dan support bagi perusahaan yang sudah membangun sistem kustom bersama Crocodic maupun pihak lain. Dengan layanan ini, tim Crocodic memastikan aplikasi dan sistem Anda selalu terjaga performanya, mulai dari bug fixing, security updates, performance optimization, store or server migration, feature updates & enhancements, serta update OS & framework.

Adapun maintenance goals tim Crocodic yang selaras dengan kategorisasi maintenance adalah sebagai berikut.

1. Fixing Bugs and Errors
Mengidentifikasi serta memperbaiki masalah yang ditemukan oleh pengguna atau yang terdeteksi selama pengujian. Sistem yang dikembangkan oleh Crocodic dapat otomatis membuat log apabila terdapat issues. Gambaran proses tim Kami dalam menanganinya yaitu:

    • Mengklasifikasi tingkat issues, root cause analysis dan prioritas berdasarkan impact.
    • Perbaikan kode + code reviewstaging test deployment.
    • Monitoring pasca deployment.

    2. Security Improvements
    Memastikan aplikasi terlindungi dari ancaman keamanan seperti peretasan dan malware dengan menerapkan pembaruan keamanan secara rutin. Peningkatan keamanan yang disediakan tim Crocodic berbeda tergantung base aplikasinya, di antaranya adalah sebagai berikut.
    Apps

    • Verifikasi enkripsi untuk data sensitif serta cek kebijakan & kepatuhan akses API.
    • Identifikasi dan hapus resource atau kode yang tidak terpakai (code shrinking atau clean codedead code removal).
    • Mitigasi proses reverse engineering melalui proses obfuscate.

    Web

    • SSL / certificate pinning → memastikan koneksi HTTPS hanya ke sertifikat atau endpoint yang dipercaya
    • Pemeriksaan konfigurasi TLS, dan header keamanan.

    3. OS Compatibility
    Memastikan aplikasi dapat berjalan dengan lancar pada versi terbaru sistem operasi dan perangkat keras. Proses maintenance ini mencakup beberapa proses berikut.

    • Scoping dan estimasi → identifikasi perubahan pada OS baru (API deprecation, permission changes), serta library atau SDK yang perlu di-upgrade.
    • Build & test matrix → definisi kemungkinan testing, testing (automated & manual).
    • Memperbarui library atau SDK beserta dependency-nya.
    • Memperbarui konfigurasi keamanan dan release notes.

    Proses ini terkadang memerlukan refactoring atau redesign, terutama bagi sistem yang sudah tidak kompatibel atau tertinggal banyak update.

    4. Improved performance
    Meningkatkan kecepatan, stabilitas, dan efisiensi aplikasi untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. Adapun beberapa proses yang dilakukan pada layanan maintenance: improved performance yaitu,
    Apps

    • Implementasi & mengawasi crash reporting (crashlytics), secara default Kami menyediakan melalui firebase, namun Kami siap menyesuaikan dengan request dari klien.
    • Pemeriksaan thread-safety dan concurrency untuk mencegah data races.

    Web

    • Pemeriksaan page load dan rekomendasi optimasi.
    • Monitoring kapasitas trafik (load testing).
    • Verifikasi integrasi analytics (default melalui Google Analytics, opsi lain atas request), serta pemantauan indexing SEO.

    Kesimpulan

    Pemeliharaan perangkat lunak bukanlah beban yang sia-sia, melainkan investasi penting agar sistem Anda tetap handal, aman, dan relevan. Mengikuti rekomendasi ahli seperti Ian Sommerville dan studi terkini, kita harus menempatkannya dalam anggaran rutin pengembangan. Crocodic siap membantu menangani aspek-aspek tersebut dengan layanan pemeliharaan komprehensif Kami. Jangan tunggu kerusakan terjadi, hubungi tim Crocodic sekarang untuk konsultasi maintenance sistem Anda dan lindungi investasi perangkat lunak Anda sebelum “bom waktu” meledak.

    Daftar Pustaka

    De Silva, D., Gunathilake, M. P., Perera, S., Serasinghe, C., Perera, N., & Samarasignhe, D. (2023). Examining the role of software maintenance in ensuring software quality. Advance. https://doi.org/10.22541/au.168296460.09065818/v1

    Dehaghani, S. M., & Hajrahimi, N. (2013). Which factors affect software projects maintenance cost more? Acta Informatica Medica, 21(1), 63–66. https://doi.org/10.5455/AIM.2012.21.63-66 

    Herz, JC. 2024. Crumbling bridges: The failed economics of software maintenance. Cyber Security: A Peer-Reviewed Journal, Henry Stewart Publications, vol. 8(2), pages 150-159, October.