Foto oleh Yan Krukov dari Pexels
Dalam menjalankan bisnis, sebuah keadaan dapat disebut sebagai masalah apabila ada selisih antara keadaan sekarang dan kondisi yang diharapkan. Butuh banyak usaha untuk menyelesaikan kondisi tersebut. Ditambah lagi, bukan hal yang mudah untuk bisa mengetahui apa sebenarnya penyebab masalah tersebut. Kejelian dalam memahami masalah dan menemukan sumber permasalahan tersebut menjadi kunci efektifitas dalam bekerja.
Terkait dengan pemecahan masalah, kita mengenal terminologi root cause analysis. Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi tidak hanya what dan how terjadinya sesuatu, tetapi juga why nya. Selain mengetahui akar permasalah utama, RCA juga membantu mencegah sebuah masalah untuk terjadi berulang.
Ada empat tahap dalam melaksanakan RCA, yaitu :
- Data collection
- Causal factor charting
- Root cause identification
- Recommendation and implementation
Untuk mempermudah RCA, ada banyak pilihan piranti yang dapat dipergunakan. Kami merekomendasikan 2 tools yang paling sering digunakan, yakni 5 Whys dan Fishbone Diagram (Ishikawa Diagram).
1. 5 Whys
Dari ketiga piranti populer yang disebutkan di artikel ini, dapat dikatakan bahwa 5 Whys adalah yang paling sederhana. Tapi jangan ragukan efektivitasnya ya. 5 Whys dikembangkan oleh Sakichi Toyoda, dan kemudian digunakan sebagai bagian dari Toyota Production System. Dikatakan bahwa “dengan menanyakan Why sebanyak 5 kali setiap menemukan suatu masalah, beserta dengan solusinya, maka akar masalah dan cara penyelesaiannya akan terlihat dengan jelas”. Dalam pelaksanaannya, sebenarnya tidak ada batasan jumlah Why yang ditanyakan. Bisa jadi kurang, atau lebih dari 5 hingga akar permasalahan terkecil dapat ditemukan.
Contoh sederhana penggunaan 5 Whys adalah sebagai berikut :
Setelah menelusur dengan menanyakan Why hingga lima kali, pada umumnya kita dapat mengidentifikasi akar masalah yang lebih mendasar, yang kadang berbeda dengan ekspektasi kita.
2. Fishbone Diagram
Sesuai namanya, Fishbone Diagram divisualisasikan dengan struktur mirip tulang ikan yang bercabang. Penggunaannya dipopulerkan oleh ahli Quality Control Jepang, Kaoru Ishikawa, sehingga diagram ini disebut juga sebagai Diagram Ishikawa.
Fishbone Diagram mencari akar permasalahan yang berbeda-beda dari tiap cabang. Bisa jadi, akar masalah muncul dari material, metode pelaksanaan, mesin yang digunakan, atau yang lain. Mengetahui secara akurat di cabang apa akar permasalahan tersebut muncul dapat mengefisiensikan langkah solusi yang diambil. Tentu saja kategori cabang yang dipergunakan di tiap industri dapat berbeda-beda. Industri jasa mungkin tidak membutuhkan cabang Mesin, sehingga perlu disesuaikan kembali dengan kebutuhan industri kita.
Fishbone Diagram dapat dikombinasikan juga dengan 5 Whys. Setiap masalah kemudian dielaborasi lebih jauh apa penyebab utamanya.
Tools RCA di atas dapat digunakan baik untuk permasalahan sederhana maupun kompleks. Setelah menemukan akar permasalahan, langkah selanjutnya adalah merumuskan solusi dan rekomendasi. Di Crocodic, kami menggunakan tools analisis di atas untuk setiap inkuiri dari pelanggan. Kami mengidentifikasi permasalahan yang ingin diselesaikan oleh pelanggan, dan merekomendasikan solusi yang tepat dan benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan.
Di Crocodic, kami menerapkan identifikasi masalah dengan menggunakan tools di atas, dipadukan dengan frame work Crocodic Way canvas yang kami kembangkan sendiri. Kami siap untuk membantu anda untuk bisa menganalisa permasalah yang sedang dihadapi. Yuk diskusikan dengan kami sekarang.