Saat ini, jangkauan internet dan teknologi sudah semakin luas. Pemantapannya tidak hanya terfokus pada kota-kota besar namun sudah merambah ke pelosok-pelosok negeri. Provider-provider gencar melakukan branding atas penawaran terbaik mereka. Kita sudah pahami bersama bahwa manfaat teknologi, aplikasi mobile, akses internet dan data tidak lain untuk menunjang peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Memang, jangkaun teknologi sudah semakin luas, tetapi kesenjangan digital (digital divide) tetap saja terasa. Dibutuhkan campur tangan pemerintah dan pihak-pihak kompeten, katakan saja pebisnis online, untuk mengatasinya.
Masyarakat di daerah perkotaan, katakan 80% dari populasinya, sudah pasti merasakan manfaat sebuah aplikasi mobile maupun website pada berbagai aspek kehidupannya. Sayangnya, bagi mereka yang tinggal di pedesaan, masih banyak yang belum mengenal dunia teknologi, baik disebabkan ketidakmampuan membeli perangkat digital atau kurangnya skill untuk mengoperasikannya.
Di Indonesia, masalah digital divide disebabkan ketidakmerataan pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di setiap daerah, perbedaan wawasan, serta masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat mengenai manfaat teknologi informasi di dalam kehidupannya. Hal ini tentu menjadi musuh terbesar bagi para pebisnis online. Kesenjangan ini mempersempit market, karena produk/jasa yang mereka tawarkan melalui aplikasi mobile dan/atau website hanya dapat diakses oleh masyarakat perkotaan dan sudah ‘melek’ teknologi.
Pebisnis online yang cukup peka ternyata mampu mengubah permasalahan digital divide menjadi peluang besar. Faktanya di beberapa negara berkembang, pebisnis online baik melalui aplikasi mobile maupun website yang mereka kembangkan mulai bertindak. Mereka mendatangi daerah-daerah yang telah terjangkau jaringan informasi, tetapi yang masyarakatnya belum menyadari pentingnya penggunaan teknologi.
Perusahaan (pebisnis online) tersebut memperkenalkan produk/jasanya, memberikan pelatihan cara mengakses, mengoperasikan, melakukan transaksi pada aplikasi mobile dan/atau website mereka. Menguntungkan, karena golongan masyarakat tersebut mungkin hanya mengenal dan mengetahui aplikasi mobile atau website pihak yang memberikan mereka pelatihan, dan tentunya akan membeli barang/jasa yang mereka butuhkan melalui perusahaan tersebut.