Blog Home
Table of Content

Membuat Sistem yang User Friendly dengan Usability Testing

By : Sapto 22 October 2023

Membuat Sistem yang User Friendly dengan Usability Testing

Photo by fauxels

Apakah anda pernah terpikirkan hal-hal berikut ini ketika mendesain sebuah web atau aplikasi? 

“Ini desainnya gampang dipakai sama user ga ya?”  

“Kayaknya udah efisien deh ini desainnya…. eh apa masih kurang ya?”  

“User bakal bingung ga ya kalo flownya kayak gini?” 

“User tahu ga ya kalo ini bisa diklik?” 

Jika pernah, anda berada di tempat yang tepat karena kita akan membahas cara untuk membuat desain anda semmakin user friendly, yaitu Uability Testing. Yuk simak pembahasan di bawah.

Apa itu Usability Testing 

Usability Testing merupakan metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi pengalaman pengguna dari sebuah produk baik itu di website maupun aplikasi. Tujuan dari adanya usability testing ialah untuk mencari tahu apakah pengguna atau user dapat dengan mudah menggunakan produk kita, seberapa efektif serta efisien solusi yang kita berikan dapat membantu pengguna mencapai tujuannya, dan apakah pengguna merasa puas dengan produk yang digunakan.  

Kapan Usability Testing Dilaksanakan? 

Idealnya, usability testing dilakukan sepanjang siklus pengembangan produk. Mulai dari tahap perencanaan, developing, hingga tahap akhir sebelum produk di release ke market. Perlu kita ingat bahwa tahapan pelaksanaan usability testing bisa berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan produk kita dan jenis produk apa yang akan diuji. Semakin awal kamu melakukan usability testing, maka semakin cepat masalah diidentifikasi dan semakin cepat pula masalah tersebut diselesaikan. Jangan malah menunggu produk kamu selesai terlebih dahulu baru melakukan UT. 

Apa Kegunaan Usability Testing? 

Usability testing mempunyai banyak manfaat dalam pengembangan produk baik itu website atau aplikasi. Berikut beberapa manfaat usability testing: 

  1. Mengidentifikasi masalah dalam desain produk atau layanan. 
  2. Menemukan peluang untuk meningkatkan desain produk atau layanan. 
  3. Memahami perilaku dan kebiasaan pengguna. 
  4. Memvalidasi asumsi tentang desain produk atau layanan. 
  5. Memastikan bahwa produk dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna. 
  6. Memvalidasi apakah produk kita sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum. 
  7. Membantu mengambil keputusan bisnis berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam usability testing. 
  8. Meningkatkan kepuasan dan pengalaman pengguna yang memakai produk atau layanan kita. 

Maka dari itu, jangan sampai produk kita tidak dilakukan usability testing ya! 

Siapa yang Menjadi Pengguna dalam Usability Testing? 

User atau pengguna yang terlibat dalam usability testing ialah orang-orang yang akan atau telah menggunakan produk yang kita buat. Artinya bahwa pengguna dalam usability testing berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari expert user, general user, dan termasuk apa yang kita sebut sebagai user extreme. User extreme adalah pengguna yang mungkin memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman yang sangat rendah dalam menggunakan produk atau mungkin memiliki kebutuhan yang sangat khusus. Beragamnya pengguna yang dapat terlibat dalam user testing ini membantu memastikan bahwa produk dapat digunakan oleh oleh berbagai jenis pengguna. 

Bagaimana Cara Melaksanakan Usability Testing? 

Lalu bagaimana kita melakukan usability test? Secara kasar gambaran dalam melakukan usability testing adalah sebagai berikut, dalam sesi usability testing, terdapat seorang peneliti yang biasa disebut dengan “fasilitator” atau “moderator”. Ia akan meminta peserta (pengguna atau user) untuk melakukan tugas-tugas tertentu, biasanya menggunakan desain interface yang spesifik untuk pengetesan. Sementara peserta menyelesaikan setiap tugas sedangkan peneliti mengamati perilaku peserta dan mendengarkan feedback yang diberikan. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak langkah-langkah untuk melakukan usability testing: 

  1. Tentukan tujuan pengujian: Apa yang ingin Anda pelajari dari pengujian ini? Apakah Anda ingin mengetahui seberapa mudah pengguna dapat menyelesaikan tugas tertentu atau seberapa intuitif produk Anda? 
  2. Pilih peserta: Pilih peserta yang mewakili pengguna target Anda. Tidak perlu terlalu banyak peserta dalam usability testing, cukup 2 – 5 peserta saja karena dengan jumlah itu kita sudah bisa menemukan hampir semua masalah usability pada produk kita. 
  3. Tentukan tugas: Tentukan tugas-tugas yang ingin Anda uji dan pastikan mereka realistis dan relevan dengan produk Anda. 
  4. Persiapkan skenario: Persiapkan skenario yang jelas dan ringkas untuk setiap tugas. 
  5. Rekam sesi: Rekam sesi pengujian untuk memudahkan analisis dan evaluasi. 
  6. Analisis hasil: Analisis hasil pengujian dan gunakan temuan untuk meningkatkan produk Anda. 

Dalam pengujian usability, kita dapat memperoleh banyak jenis data tentang produk mereka. Namun, kebanyakan desainer menggunakan pengujian ini untuk mempelajari hal-hal berikut: 

  1. Kemudahan penggunaan: Apakah solusinya mudah dipahami, mudah dijelaskan, dan mudah dipelajari? 
  2. Efisiensi: Apakah pengguna dapat menyelesaikan setiap tugas dengan jumlah waktu atau klik minimum? 
  3. Tingkat kepuasan pengguna: Berapa skor rata-rata yang diberikan pengguna terhadap kemudahan penggunaan produk, tingkat frustasi dengan penyelesaian tugas, atau faktor lainnya? 

Deliverables dalam Usability Testing 

Deliverables dalam usability testing adalah dokumen yang merekam hasil dari pengujian usability. Berikut adalah beberapa deliverables yang umumnya dihasilkan dari pengujian usability: 

  1. Laporan pengujian usability: Merupakan ringkasan temuan pengujian usability yang dijelaskan secara jelas dan deskriptif untuk membantu tim produk mengidentifikasi masalah dan bekerja menuju solusi. 
  2. Wireframe dan prototipe: Merupakan gambaran visual dari antarmuka pengguna yang sedang dikembangkan. 
  3. Site map: Merupakan diagram yang menunjukkan struktur dan hierarki halaman pada situs web atau aplikasi. 
  4. Personas: Merupakan karakter fiksi yang dibuat untuk mewakili tipe pengguna yang mungkin menggunakan produk dengan cara yang sama. 
  5. Flowchart: Merupakan diagram yang menunjukkan alur kerja atau proses pada produk. 
  6. Temuan pengujian: Merupakan daftar masalah yang ditemukan selama pengujian usability. 
  7. Rekomendasi: Merupakan saran untuk memperbaiki masalah yang ditemukan selama pengujian usability. 

Dengan adanya deliverables ini, tim produk dapat memperoleh informasi yang berguna untuk meningkatkan produk mereka dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. 

Bedanya Usability Testing dengan User Acceptance Test (UAT) 

 Dokumen Penulis 

Seringkali, ada kebingungan antara usability testing dan user acceptance test (UAT). Usability testing berfokus pada pengalaman pengguna dan mencari cara untuk memperbaikinya, sedangkan UAT lebih berorientasi pada menguji apakah produk sesuai dengan kebutuhan bisnis dan spesifikasi yang telah ditetapkan. 

Penutup 

Jadi, itulah beberapa hal mendasar tentang usability testing dalam UX. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pengujian ini dalam memastikan produk kita benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna. Sebagai desainer, perlu kita ingat bahwa pengalaman pengguna yang baik adalah kunci untuk menciptakan produk yang sukses!

Jika tertarik untuk mengembangkan sistem yang teruji dengan Usability Testing, kontak designer dan analys kami ya! Kunjungi laman ini untuk memulai diskusi : Mulai Diskusi dengan Designer dan Analyst Crocodic