Website menjadi kunci bagi organisasi dan perusahaan di gempuran era digital sekarang. Hingga saat ini, jumlah website di seluruh dunia mencapai 400 miliar. Industri pembuatan website yang semakin besar membuat jumlah permintaan akan pembuatan sistem web meningkat. Ini mendorong para perancang untuk bekerja lebih cerdas dengan memanfaatkan framework, kerangka kerja yang memberikan kemudahan pembuatan website dengan komponen-komponen dan variabel siap pakai untuk membantu merancang, menguji, dan memelihara website.
Dua jurnal yang digunakan dalam penelitian ini memberikan informasi yang relevan tentang performa dan kinerja kedua framework. Dalam penelitian tersebut, mereka membandingkan dua framework, yaitu CodeIgniter dan Laravel. CodeIgniter pertama kali dirilis pada tahun 2006, menawarkan interface yang simple untuk mengembangkan aplikasi web dengan PHP, dengan struktur index.php sebagai controller awal, router untuk request HTTP, dan file cache untuk menambah kecepatan. CodeIgniter juga punya prioritas tinggi terhadap keamanan dengan menyaring request HTTP sebelum pemanggilan controller. Controller mengelola request dengan model, library, dan helper. Selain itu, View dapat di-render dan di-cache sebelum dikirim ke browser.
Sementara itu, Laravel baru muncul di tahun 2011 dengan konsep Model View Controller (MVC) yang memiliki struktur direktori yang rapi seperti App\Http, Database/migrations, Database/seeds, Public, Resources, dan Test.
Apa itu MVC dalam Framework Laravel? Baca artikel : Mengenal MVC pada Framework Laravel
Perbandingan Performa Code Igniter dengan Laravel
Penelitian pertama dilakukan dengan menguji performa kedua framework dengan Load Test menggunakan ukuran file sebesar 3041 KB. Penelitian ini membuktikan Laravel unggul dalam performa dengan rata-rata waktu yang lebih cepat dan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan CodeIgniter. Sehingga untuk aplikasi besar dan kompleks, Laravel menjadi pilihan yang tepat. Tidak hanya performa saja, penelitian ini juga membandingkan fitur dan struktur kerja keduanya. Codeigniter memiliki fleksibilitas tinggi dan fitur yang simpel, sementara Laravel menyediakan fitur seperti autentikasi, routing, session manager, dan caching.
Penelitian kedua menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan literatur sebagai sumber data. Dalam perbandingan pengembangan website, Codeigniter memiliki performa waktu dan kecepatan rata-rata yang lebih tinggi daripada Laravel. Codeigniter memiliki waktu rata-rata 4.2 ms lebih besar dan kecepatan rata-rata 40.08 Kbit/s lebih tinggi daripada Laravel.
Dari hasil dari kedua penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dalam memilih framework untuk pengembangan aplikasi web, sebaiknya mempertimbangkan faktor skala dan kompleksitas dari aplikasi tersebut. Codeigniter lebih cocok digunakan untuk aplikasi dengan skala kecil hingga menengah, sementara Laravel menjadi pilihan utama untuk aplikasi besar dengan fitur yang kompleks. Secara keseluruhan, menunjukkan bahwa penggunaan framework dalam pengembangan website terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas, memudahkan perancangan, pengujian, dan pemeliharaan kode. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, Laravel dipilih sebagai pilihan yang lebih tepat untuk pengembangan aplikasi web, sesuai dengan kemampuan dan keunggulan yang dimilikinya.
Tabel Perbandingan CodeIgniter dan Laravel :
Aspek | CodeIgniter | Laravel |
Desain dan Struktur | Desain interface sederhana | Konsep Model View Controller(MVC) dengan struktur direktori seperti App\Http, dll. |
Fitur | Fitur simple | Fitur seperti autentikasi, routing, session manager, caching, dll. |
Performa | Performa waktu dan kecepatan lebih tinggi dalam penelitian yang kedua | Performa lebih baik dalam penelitian pertama dengan rata-rata waktu lebih cepat dan kecepatan lebih tinggi |
Skalabilitas | Cocok untuk aplikasi web dengan skala kecil hingga menengah | Pilihan untuk aplikasi besar dengan fitur kompleks |
Hasil kedua penelitian menyimpulkan bahwa pemilihan framework harus mempertimbangkan skala dan kompleksitas aplikasi. CodeIgniter cocok untuk skala kecil hingga menengah, sementara Laravel cocok untuk aplikasi besar dan kompleks. Penggunaan framework terbukti meningkatkan efisiensi dan kualitas pengembangan website, memfasilitasi perancangan, pengujian, dan pemeliharaan kode. Dalam konteks ini, Laravel merupakan pilihan yang lebih tepat berdasarkan kemampuannya.
Sumber
Prasena, R. R., & Sama, H. (2020). Studi Komparasi Pengembangan Website dengan Framework CodeIgniter dan Laravel. Universitas Internasional Batam. Email: 1531106.rio@uib.edu, hendi@uib.ac.id.
Purbo, O. W. (2011). A Systematic Analysis: Website Development using Codeigniter and Laravel Framework. Institut Teknologi Tangerang Selatan, Indonesia. Email: onnowidodo@gmail.com.