Jawaban dari pertanyaan ‘berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi android atau ios?’ adalah : tergantung kompleksitas aplikasinya. Sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pembuatan aplikasi akan dapat memberikan estimasi range harga, tetapi tidak akan bisa menyebutkan berapa biaya pembuatan yang pasti, tanpa melakukan analisa kebutuhan dan kompleksitas aplikasi tersebut. Oleh karena itu, analisa kebutuhan menjadi tahapan pembuatan aplikasi yang sangat krusial di awal. Baca lagi terkait tahapan pembuatan aplikasi di artikel : Tahapan Pembuatan Sebuah Aplikasi.
Jika tanpa mengetahui detail kebutuhan, biaya pembuatan aplikasi hanya dapat diberikan dalam bentuk range harga. Misalnya dari Crocodic dapat memberikan beberapa estimasi biaya pembuatan aplikasi atau website sebagai berikut :
- Aplikasi E-commerce atau toko online : mulai dari 100 juta rupiah, jika dalam bentuk web ecommerce maka mulai dari 50 juta rupiah
- Aplikasi Katalog : mulai dari 35 juta rupiah
- Aplikasi Reporting Sales : mulai dari 100 juta rupiah
- Aplikasi Kasir atau POS : mulai dari 80 juta rupiah
- Website Company Profile : mulai dari 25 juta rupiah
*nilai hanya estimasi, biaya sangat mungkin berubah tergantung kompleksitas aplikasi.
Apa saja komponen biaya pembuatan sebuah aplikasi?
Ada banyak komponen yang berpengaruh pada naik turunnya biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah aplikasi. Beberapa yang paling kritikal adalah :
1. Platform yang dipakai
Apakah aplikasinya akan dibuat untuk platform Android, atau iOS juga? Semakin banyak platform yang dipakai, maka biaya yang dibutuhkan semakin tinggi.
Tips untuk mengurangi biaya ini : membuat aplikasi dengan cross-platform framework, sehingga satu code dapat dipergunakan untuk dua platform Android dan iOS sekaligus. Baca terkait cross-platform framework di artikel : mengembangkan aplikasi dengan cross-platform framework
2. Jumlah modul yang dibuat
Modul mudahnya adalah kumpulan fitur yang menyusun sebuah aplikasi. Sudah pasti semakin banyak modul yang akan dibuat, maka pembuatan aplikasi akan membutuhkan waktu lebih lama, resource lebih banyak, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih tinggi.
Tips untuk mengurangi biaya ini :
- Membuat aplikasi MVP untuk modul yang harus ada sedari awal. Apa itu MVP? Baca lebih lanjut di artikel ini : Membangun MVP untuk Perusahaan Anda
- Menggunakan metode agile untuk mengembangkan aplikasi. Dengan agile, kita bisa fleksibel mengembangkan suatu modul. Kapan saat memakai agile? Baca lebih lanjut di artikel : Panduan Lengkap Memilih Agile atau Waterfall
3. Bahasa pemrograman
Beberapa bahasa pemrograman lebih ‘mahal’ dibandingkan dengan bahasa yang lain. Hal tersebut disebabkan karena programmer yang menguasai lebih sedikit, bahasanya lebih kompleks, atau membutuhkan device yang eksklusif. Misalnya, developer iOS dengan native SWIFT berpotensi memiliki rate development yang lebih tinggi dibandingkan dengan native Kotlin untuk Android.
4. Security yang ketat
Security yang ketat bisa dimunculkan dengan penggunaan bahasa pemrograman yang lebih kompleks; enkripsi data; menggunakan high-level authentication method; melakukan penetration test secara rutin; dan lain lain. Semakin banyak layer security yang kita aplikasikan, maka biaya pembuatan aplikasi juga akan semakin tinggi.
Apalagi untuk penetration test, biaya yang dikeluarkan dapat mencapai puluhan juta hingga ratusan juga per sekali test, tergantung dari kompleksitas aplikasi.
5. Integrasi dengan pihak ketiga
Sebagian besar aplikasi tidak dapat berjalan sendiri. Untuk mengakses data dari website atau aplikasi lain, kita menggunakan API untuk berkomunikasi. Misalnya sebuah marketplace seperti Tokopedia, membutuhkan layanan payment gateway yang disediakan oleh pihak ketiga seperti Midtrans, Xendit, dll. Ada beberapa 3rd party API yang dikenakan biaya untuk menggunakan APInya, ada juga yang dikenakan biaya dari pemakaian service 3rd party vendor tersebut.
Untuk mengetahui tentang API, sila baca artikel berikut ini : Definisi API, SOAP vs REST
6. Timeline atau launching target
Biaya pembuatan aplikasi akan semakin meningkat semakin banyak resource programmer yang dipergunakan. Hal ini akan lebih terasa jika pengembangan aplikasi dikerjakan oleh beberapa programmer sekaligus untuk mengerjakan modul yang berbeda. Bisa jadi karena kita mengejar target launching aplikasi, sehingga banyak menggunakan resource programmer tambahan.
Apakah ada biaya lain yang muncul setelah aplikasi selesai?
Jawabannya adalah : ada. Setelah aplikasi selesai dibuat, akan muncul beberapa biaya tambahan contohnya adalah :
1. Biaya maintenance aplikasi
Operating system (OS) biasanya akan diperbaharui setiap tahun. Biasanya Android dan iOS akan mendapatkan OS baru setiap setahun sekali, dengan tambahan fitur-fitur dan library baru. Jika ingin aplikasi kita tetap relevan dengan perkembangan OS, penting untuk melakukan maintenance aplikasi ini, sekaligus mencegah fungsi di aplikasi kita yang menjadi deprecated atau usang dan tidak berfungsi maksimal.
2. Biaya upload playstore atau appstore
Ada biaya yang dikeluarkan jika kita ingin mengupload aplikasi di playstore, yaitu US$25 untuk setiap aplikasi. Sementara untuk appstore milik Apple, dikenakan biaya pendaftaran sebesar US$99.
3. Penggunaan Server dan Domain
Jangan lupa bahwa aplikasi kita membutuhkan sebuah server untuk dapat terus beroperasi, yang paling banyak digunakan saat ini adalah Cloud Server. Biaya server biasanya dibebankan setiap tahun. Biaya server akan semakin besar jika kapasitas server yang kita gunakan semakin tinggi. Estimasi biaya server ini adalah mulai dari 2 Juta rupiah setiap bulan, atau 24 juta setahunnya.
Sementara untuk perpanjangan domain, akan dikenakan setiap tahun dengan range biaya berbeda-beda tergantung level domain yang kita gunakan serta panjang karakter domain kita. Biasanya untuk domain ‘.com’ atau ‘.co.id’ membutuhkan biaya sekitar 500 ribu rupiah setiap tahunnya.
4. Biaya penggunaan 3rd party service
Jika aplikasi kita menggunakan service dari 3rd party app, pastinya akan menimbulkan biaya tambahan selama kita menggunakan servis tersebut. Misalnya aplikasi kita menggunakan 3rd party service dengan metodologi hit API seperti Google Maps. Maka setiap kali ada user aplikasi yang menggunakan fitur tersebut, akan ada biaya yang dibebankan kepada pemilik aplikasi.
Atau bisa juga bentuknya biaya berlangganan, contohnya ketika kita menggunakan 3rd party analytics tools seperti Appsflyer, atau CRM tools seperti Adobe Experience.
Bagaimana agar biaya pembuatan aplikasi dapat lebih murah?
Biaya investasi pembuatan aplikasi dapat dihemat dengan beberapa cara. Diantaranya adalah :
1. Pengembangan fitur-fitur dasar
Mengembangkan aplikasi dengan memikirkan fitur dasar mana yang harus ada terlebih dahulu. Dengan demikian, kita akan ‘mengesampingkan’ fitur-fitur kompleks lainnya untuk sementara waktu.
Tujuannya adalah agar pengembangan aplikasi dapat menjawab kebutuhan dasar dari user kita, dengan biaya yang lebih murah. Contohnya adalah aplikasi ojek online Gojek, mereka mengembangkan aplikasi MVP aplikasi dengan bentuk awal yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan versi saat ini.
Src : https://www.gojek.com/blog/gohr/story-of-go-jek-uiux/
2. Pengembangan dengan cross-platform
Kelebihan cross-platform framework adalah kita hanya membutuhkan satu coding saja untuk aplikasi dapat dijalankan di platform Android dan iOS. Beberapa framework yang populer dipergunakan untuk membuat aplikasi Android dan iOS murah adalah Flutter dan React Native. Crocodic memiliki kemampuan untuk mengembangkan aplikasi menggunakan kedua framework tersebut.
Untuk penjelasan lebih lanjut terkait dengan flutter, bisa dibaca di artikel : Mengenal Flutter
3. Cari vendor professional dengan masa garansi lama
Masa garansi yang ditawarkan oleh vendor menjadi salah satu hal yang sangat bermanfaat pasca aplikasi selesai. Karena sebuah aplikasi bisa jadi masih menyimpan bug atau error yang baru ketahuan seiring waktu penggunaan. Oleh karena itu, semakin lama masa garansi yang ditawarkan oleh sebuah vendor, semakin baik bagi sebuah perusahaan.
Crocodic menawarkan masa garansi secara GRATIS hingga 6 bulan setelah selesai masa development aplikasi. Hal ini kami lakukan agar customer dapat menggunakan aplikasi tanpa rasa was was jika bug atau error muncul.
Selain itu, ada servis GRATIS update fitur hingga 10% dari total masa waktu development di Crocodic.
Tertarik untuk berdiskusi lebih lanjut tentang cara mengembangkan aplikasi yang hemat biaya? Kontak kami sekarang ya!